Rabu, 31 Maret 2021

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9 yang memerintah 1565-1602. La Pattawe raja di Bone selama 37 tahun.

Dari catatan Lontara Akkarungeng ri Bone, bahwa La Pattawe menggantikan sepupunya yang bernama La Inca Matinroe ri Sapana, Raja Bone ke-8 yang memerintah tahun 1564-1565.

La Pattawe ini merupakan keturunan dari We Banrigau Arung Majang, We Pattanra Mabela Daeng Marowa, Mallajangnge ri Cina yang bergelar Arung Palakka Makkaleppie. Adalah ratu Bone ke-4 yang memerintah tahun 1470-1510.

We Banrigau inilah yang mendirikan Sao Lampe-e yang biasa juga disebut Lawelareng. Oleh karena itu, maka digelarlah juga Makkaleppie Massao Lampe-e Lawelareng. Orang banyak menyebutnya Puatta Lawelareng.

La Pattawe Daeng Soreang memperisteri We Balole I Dapa Lippu Arung Mampu Massalassae ri Kaju. Anak La Uliyo Bote-e Matinroe ri Itterung, raja Bone ke-6 yang memerintah tahun 1535-1560.

Selanjutnya La Pattawe juga kawin dengan We Samakella Datu Ulaweng. Dari hasil perkawinannya itu lahirnya We Parappu Datu Ulaweng. Selanjutnya We Parappu diperisteri oleh La Papesa (Anak dari La Tenri Adeng Datu Sailong) dan La Tenri Adeng ini bersaudara dengan We Tenri Pakiu Arung Timurung).

Kerajaan Bone di bawah pemerintahan La Pattawe (1565-1602) tidak terlalu banyak disebut dalam pemerintahannya, juga tidak diberitakan adanya perang atau serangan militer Gowa ke Bone.

Hanya dikatakan bahwa setelah tujuh tahun menjadi raja/mangkau di Bone tepatnya tahun 1572, La Pattawe ke Bettung Bulukumba dan di situlah beliau wafat karena sakit, sehingga digelar Matinroe ri Bettung (yang meninggal di Bettung).

Keberadaan La Pattawe di Bettung Bulukumba patut diduga, bahwa hubungan Gowa dan Bone di masa pemerintahan La Pattawe cukup harmonis, karena pada masa itu Bulukumba merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Gowa.

Dalam perjalanan sejarah Bone selanjutnya, pada tahun 1905 terjadi perang antara Bone dengan Belanda yang dimenangkan oleh Belanda. Bone pada masa itu dipimpin oleh La Pawawoi Karaeng Sigeri, raja Bone ke-31 yang memerintah tahun 1895-1905.

Dengan kekalahan itu banyak tokoh pejuang kerajaan Bone yang tidak mau tundak diperintah oleh Belanda. Salah satunya adalah La Mappapenning yang merupakan panggoriseng (keturunan) raja Bone ke-9 yakni La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung Bulukumba.

Konon, La Mappapenning bersama anggota laskarnya bertempur melawan Belanda di Daratan Wilayah Tanjung Pattiro, namun kalah persenjataan ditandai gugurnya sejumlah laskarnya. Akhirnya ia memilih mundur setelah ia sendiri menderita luka-luka sekujur tubuh terkena mesiu tentara Belanda.

Lalu La Mappapenning bergerak ke arah laut Teluk Bone dengan perahunya ia memilih menyingkir ke tempat daerah di mana leluhurnya dimakamkan yaitu Bettung Bulukumba. Namun dalam pelayaran itu perahunya dihantam gelombang besar sehingga merenggut jiwa sang pejuang itu.

Sepanjang pelayarannya menuju Bettung, perahunya tidak bisa mendekat di pantai karena tentara Belanda mengikutinya hingga pantai timur Balannipa Sinjai. Mayatnya didapat terapung dan terbawa arus laut ke bibir pantai Bulukumba.

Namun mudah dikenali karena terdapat identitas panggoriseng di saku celananya kalau ia bernama La Mappapenning sehingga masyarakat setempat memakamkannya di daerah tersebut. Karena ia meninggal di laut sehingga ia digelar La Mappapenning Matinroe ri Tasi’na (La Mappapenning yang meninggal di laut).

Nah, Kompleks Makam tokoh Bugis Bone La Mappapenning Petta Matinroe ri Tasi’na saat ini berada Kelurahan Kasimpureng, Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba.

Dalam kompleks makam kuno tersebut teridentifikasi sebanyak sebelas makam yang bercampur dengan makam lainnya yang relatif baru. Material makam terbuat dari papan batu padas yang membentuk kotak berundak bertingkat-tingkat.

Bahkan, Kompleks Makam La Mappapenning Petta Matinroe ri Tasi’na ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan surat keputusan Nomor: PM.59/PW.007/MKP/2010, tanggal 22 Juni 2010, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik, S.E.

Seyogianya perjuangan La Mappapenning salah seorang pejuang ini mendapat perhatian pemerintah kabupaten Bone setidaknya bekerja sama pemda Bulukumba untuk memperbaiki makamnya. Karena merupakan bukti sejarah perlawanan rakyat Bone terhadap Belanda.

Copast : telukbone.id

Sumber : telukbone.id


Penulis & Editor

ANCHA | ancablogspot.com

©Copyright 2021






Rabu, 06 Januari 2021

Destroyer Masa Depan TNI AL Dari Jepang ?

Destroyer Masa Depan TNI AL Dari Jepang ?


ancablogspot.com
Kabar mengejutkan baru saja muncul ke publik minggu ini. Jepang ingin mengekspor destroyer nya ke Indonesia. Belum ada informasi tambahan mengenai rencana ini. Bagaimana proses negosiasinya, kapan akan ditandatangani, dsb. Jadi sebelum semuanya jelas, mari kita investigasi dari apa yang telah tersedia, dan bagaimana dampaknya untuk Indonesia dan situasi regional.

Halo semua! Kembali lagi bersama Pacific Front! Channel YouTube yang membahas topik-topik dan peralatan militer, terutama untuk kebutuhan TNI. Artikel lainnya bisa agan baca di sini.

Berdasarkan media Jepang, Japantimes, Pemerintah Jepang ingin mengekspor destroyer nya ke Indonesia. Sumber mengatakan kalau negosiasi sedang berjalan dengan pemerintah Indonesia. Jika rencana ini berhasil, maka akan jadi momentum bagi ekspor alat pertahanan Jepang dan merealisasikan inisiasi Jepang untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik bebas dan terbuka.

Seperti kita semua ketahui, bulan kemarin PM Yoshihide Suga dan Presiden Jokowi sepakat untuk mempercepat pembicaraan bilateral di bidang alat pertahanan dan transfer teknologi. Dan menteri pertahanan dari kedua negara juga mengadakan teleconference. Diyakini kalau ide-ide nyata telah diusulkan di pertemuan tersebut.

Opini Pribadi
Berita ini cukup mengejutkan saya. Karena kontrak Iver Huitfeldt baru saja ditandatangani April lalu dan kemungkinan besar belum dibangun. Dan sekarang ini. Dan Jepang yang kita bicarakan. Negara yang memiliki kebijakan penjualan senjata yang ketat.

Tentu kita tahu apa maksud dari rencana ini. Dan dari yang saya lihat, ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Indonesia butuh kapal kombatan yang lebih besar dan banyak untuk menyeimbangkan kekuatan di Laut Cina Selatan dan menghalau agresivitas Cina. Dan penjualan senjata oleh Jepang adalah sebuah peringatan buat Cina kalau Jepang tidak akan tinggal diam dan berbuat apa-apa.

Jika rencana ini berjalan lancar dan saya harap bisa menjadi kenyataan, ini akan menjadi penjualan alat pertahanan terbesar Jepang, tapi bukan yang pertama. Menurut pejabat senior kementerian pertahanan Jepang, mengekspor destroyer bukanlah keputusan yang mudah bagi Jepang. Karena tiga prinsip penjualan alat pertahanan Jepang yang diadopsi oleh kabinet di tahun 2014, hanya mengizinkan penjualan peralatan yang digunakan untuk misi penyelamatan, transportasi, pengamatan dan pengintaian, atau penyapu ranjau. TAPI, ini memungkinkan apabila tujuannya adalah untuk pengembangan kapal bersama negara lain.
Agan lihat kan! Semua memiliki celah.

Di sinilah transfer teknologi berperan. Masih berdasarkan media Jepang yang sama, Indonesia ingin mengimpor empat kapal dan membangun empat kapal lainnya di Indonesia melalui transfer teknologi. Proyek ini kemungkinan memakan biaya sebesar 300 miliar yen (2.9 miliar dollar AS). Termasuk murah untuk 8 destroyer. Agan ingat saat kita membahas Iver Huitfeldt, kontraknya senilai 720 juta dollar AS untuk dua kapal. Harga per unit untuk kedua proyek hampir sama.

Destroyer jenis apa?
AL Jepang memiliki beberapa jenis destroyer. Tipe apa kira-kira yang ditawarkan? Kelas Kongo? Atago? Maya? Atau Hyuga atau Izumo? Karena Jepang mengklasifikasi kedua kapal ini sebagai destroyer. Meskipun itu adalah kapal induk helikopter.

Kemungkinan bukan itu semua. Kemungkinan adalah destroyer jenis baru berbobot sekitar 10000 ton berbasis 30FFM/30DX Frigate Family. Kapal yang akan dioperasikan oleh AL Jepang mulai tahun 2022. Kapal ini adalah kapal kombatan pertama yang gencar dipromosikan oleh Jepang untuk ekspor. Dan September lalu, pejabat senior AL Jepang berkunjung ke Indonesia bersama pejabat dari Mitsubishi Heavy Industries Ltd, kontraktor utama dari program kapal ini. Jadi kemungkinan besar ini.

"Copast Kaskus militer"

Penulis & Editor
ANCA | ancablogger's
©copyright2021

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...