Rabu, 03 April 2013

(SERDA KOWAD WIDYA) RELA PUTUS CINTA DEMI TUGAS NEGARA

Foto Serda Kowad Widya

ancablogspot.com ©copyrigh 2013
Rela Putus Cinta demi tugas negara
Tugas negara adalah segala-galanya. Bahkan
demi menjalani tugas negara menjadi salah
satu Satgas Kontingen Garuda (Konga) XXXV-A/
Monusco Kongo dalam misi perdamaian PBB di
Kongo, dia rela putus cinta dan urung
melangsungkan pernikahan yang rencananya akan
digelar pada tahun 2013 ini.
Dialah Serda (K) Kowad Widya, satu dari dua Kowad
yang kali pertama diberikan kepercayaan mengikuti
misi perdamaian PBB di wilayah konflik Kongo, Afrika
Tengah. "Saya terpaksa menunda pernikahan bahkan
putus cinta dengan dia (calon suami-red) karena dia
tidak bisa memahami tugas ini. Hidup adalah sebuah
pilihan, karena saya tentara saya lebih memilih tugas
pengabdian kepada negara daripada kepentingan
pribadi menikah di tahun ini," tegas Widya.
Keputusan yang dipilih prajurit Kowad yang kini
bertugas di Puskes TNI tersebut memang telah bulat.
Meski sebenarnya putus cinta dan batal menikah
bukan hal yang dikehendakinya. Namun perempuan
muda berdarah keturunan Semarang ini tetap harus
memilih.
"Semua sudah kami bicarakan baik-baik dan kami
pun berpisah dengan cara baik-baik. Semoga ke
depan saya mendapat pengganti yang lebih baik dan
senantiasa memahami tugas dan tanggung jawab
saya sebagai tentara," ujar perempuan berparas
manis yang murah senyum itu.
Tegas
Tegas, optimistis, dan tetap bersemangat tak lepas
dari diri Widya. Meski tergolong belia, perempuan
kelahiran 17 Oktober 1990 itu tak langsung putus asa
dan "galau" setelah putus cinta. Sebaliknya, dia
terlihat paling bersemangat saat meneriakkan yel-yel
bersama 120 prajurit TNI AD yang akan
diberangkatkan ke Kongo saat apel penutupan
pelatihan di Pangkalan Udara Utama TNI AD
(Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Kamis (10/1) lalu.
"Tugas misi perdamaian ini menjadi sejarah dalam
hidup saya. Karena ini adalah pengalaman pertama
saya ditugaskan ke luar negeri dalam misi PBB. Tak
hanya itu, saya dan Letda Kowad Deswiwi juga
merupakan prajurit Kowad pertama yang dikirim
Kongo," katanya.
Untuk itu, Widya telah mempersiapkan segalanya dari
perbekalan hingga pengetahuan untuk menunjang
tugasnya di Kongo selama satu tahun ke depan.
Beberapa tes di antaranya kesehatan jasmani,
bahasa Inggris, komputer dan menyetir mobil telah
dilaluinya. Bahkan selama sebulan dia digembleng
dengan pelatihan di Pusdik Penerbad Semarang, di
antaranya pembekalan berbahasa Inggris dan
Prancis, dua bahasa yang kerap digunakan
masyarakat Kongo.
"Di Kongo saya akan bertugas sebagai tim kesehatan
khusus untuk satgas, namun tidak menutup keinginan
untuk melayani masyarakat di sana maupun misi
kemanusiaan lainnya," jelas lulusan Kowad tahun
2009 itu.


Sumber : Suara Merdeka

Salam penulis

ANCA | ancablogspot-anca.blogspot.com
©copyrigh 2013

Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...