Jumat, 08 Maret 2013

PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ancablogspot (8.3.13) - Bank Indonesia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan pertama 2013 mencapai 6,2 persen,
didukung terutama oleh kuatnya permintaan
domestik.
Pertumbuhan itu didorong sektor konsumsi yang
tumbuh cukup kuat sejalan dengan keyakinan
konsumen dan daya beli masyarakat yang
membaik, kata Direktur Grup Humas BI Difi A
Johansyah menjelaskan hasil Rapat Dewan
Gubernur BI Kamis di Jakarta.
Sementara itu, berbagai indikator menunjukkan
moderasi pertumbuhan investasi khususnya pada
investasi nonbangunan di tengah investasi sektor
bangunan yang masih cukup kuat. Indikasi moderasi
tersebut juga terlihat pada melandainya
pertumbuhan impor, khususnya impor barang
modal.
Di sisi lain, kinerja ekspor ke berbagai negara mitra
dagang utama, khususnya China, Amerika Serikat
(AS) dan India, diprakirakan membaik.
Untuk keseluruhan tahun 2013, setelah
memperhitungkan aktivitas ekonomi pada triwulan-
triwulan selanjutnya, termasuk pengeluaran untuk
persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014,
pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan cenderung
mengarah ke batas bawah kisaran 6,3 - 6,8 persen.
Di sisi eksternal, BI memperkirakan defisit transaksi
berjalan menurun pada triwulan I-2013. Defisit
transaksi berjalan yang menurun tersebut didukung
oleh ekspor yang cenderung meningkat sejalan
dengan membaiknya harga komoditas
internasional.
Sementara itu, impor nonmigas diprakirakan
cenderung melemah di tengah risiko semakin
meningkatnya impor migas yang perlu terus
diwaspadai.
Di sisi lain, arus modal masuk, baik dalam bentuk
investasi langsung (FDI) maupun investasi
portofolio, diprakirakan masih cukup tinggi di tengah
masih besarnya kebutuhan likuiditas valas
domestik, antara lain untuk keperluan impor migas.
Dengan perkembangan tersebut di atas, cadangan
devisa sampai dengan akhir Februari 2013
mencapai 105,2 miliar dolar AS atau setara dengan
5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
Pemerintah, di atas standar kecukupan
internasional.
Pada bulan Februari 2013, tekanan depresiasi
terhadap rupiah cenderung mereda sehingga
mencapai rata-rata 9.680 per dolar AS.
Dibandingkan dengan posisi awal tahun 2013,
Rupiah menguat sebesar 0,31 persen.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar yang ditempuh Bank
Indonesia, termasuk penguatan mekanisme
intervensi valas dan pembentukan referensi nilai
tukar rupiah di pasar domestik, mampu
meningkatkan kepercayaan pasar.
Selain itu, stabilitas nilai tukar juga didukung dengan
masuknya aliran dana nonresiden ke instrumen
rupiah yang mencapai Rp27,6 triliun. Ke depan, Bank
Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah
sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian.
Sementara pertumbuhan kredit hingga akhir Januari
2013 mencapai 23 persen (yoy), relatif stabil
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kredit
modal kerja dan kredit investasi masih tumbuh
cukup tinggi sebesar 24 persen (yoy) dan 25,5
persen (yoy). Sedangkan kredit konsumsi tumbuh
19,8 persen (yoy).
Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas sistem
keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi
intermediasi perbankan yang akan meningkat
seiring dengan peningkatan kinerja perekonomian
nasional.

Sumber: Antara

Salam penulis
ANCA | ancablogspot.com



Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...