Senin, 30 Desember 2013

Menatap Matahari Kilo Di 2014

ancablogspot.com (analisis)
kira begini : Lagu "Leopard Dua" yang selama
beberapa bulan menjadi hits di tangga lagu-lagu
alutsista yang di pesan dan datang. Maka di
awal Desember yang basah ini "Leopard Dua"
ditaklukkan oleh lagu "Kilo Membahana" yang
menjadi puncak histeria dari penantian yang
ditunggu-tunggu untuk memperkuat alutsista
strategis bawah air laut Indonesia.
Main Battle Tank Leopard tinggal menunggu
kedatangan gelombang demi gelombang dan itu
ada di tahun 2014 yang selangkah lagi di depan
mata. Sedangkan untuk kapal selam Kilo masih
harus melalui tahapan demi tahapan sampai
menuju sign kontrak. Dan itu diperkirakan terjadi
di tahun 2014. Tetapi mengapa khusus untuk
keputusaan membeli sejumlah kapal selam Kilo
dari Rusia begitu menggemparkan forum militer
tanah air dan forum militer jiran, tak lain karena
daya getar dan gentarnya yang mengancam
seluruh kapal perang berjenis kelamin apapun di
kawasan ini.
Keputusan membeli sejumlah kapal selam Kilo
dari Rusia merupakan langkah yang dipuji dan
disanjung banget. Ini adalah keputusan paling
cemerlang ditinjau dari segala dimensi. Misalnya
dari dimensi kesetaraan alutsista strategis kita
sudah mampu mensejajarkan diri dengan negara
jiran seperti Vietnam, Singapura dan Australia.
Dari dimensi perspektif dengan dinamika
perkembangan klaim Laut Cina Selatan, Ambalat
dan perkuatan militer di Cocos dan Christmas,
pengadaan kapal selam "Herder" ini tepat guna
dan tepat arah.
Lalu bagaimana dengan kapal selam Changbogo
yang saat ini sedang dibuat di Korsel. Ya jalan
terus dong. Proyek Changbogo sesuai rencana
membuat 3 kapal selam dimana kapal selam
ketiga akan dibuat di PT PAL Surabaya tahun
2017. Sementara itu sedang berjalan, kita juga
masih sangat perlu untuk membuat program
paralelisasi pengadaan kapal selam.
Sebagaimana yang pernah diulas dalam tiga
artikel terdahulu bahwa disamping proyek
Changbogo kita berpendapat masih perlu
perkuatan kapal selam dari kelas Herder.
Akhirnya sebagaimana analisis dan prediksi kita
kala itu, Pemerintah melalui Kementerian
Pertahanan mengambil keputusan untuk
membeli kapal selam Kilo dari Rusia. Plong
sudah.
Jika proyek Changbogo berjalan ramai lancar,
tidak padat merayap atau macet total
sebagaimana proyek jet tempur KFX/IFX, maka
mulai tahun 2016 kita sudah mendapat 1 kapal
selam baru. Dengan asumsi itu maka tahun
2018 sudah ada 3 kapal selam Changbogo
dimana kapal selam ketiga dibuat oleh tenaga
ahli Indonesia dibawah supervisi Korsel. Program
alih teknologi ini diharapkan akan menghasilkan
kapal selam buatan dalam negeri seutuhnya
mulai tahun 2020 mendatang.
Nah, dengan tambahan 3 Changbogo itu
kekuatan kapal selam kita menjadi 5 unit tetapi
tentu daya gempur 2 "Cakra Class" di tahun
2018 sudah tak sepadan lagi. Oleh sebab itu
pengadaan Kilo yang berkemampuan
meluncurkan peluru kendali dari bawah laut
dengan jarak tembak 300 km merupakan
keputusan bersejarah. Kelak akan dicatat oleh
generasi penerus sebagai langkah monumental
dan mampu mewibawakan postur militer dan
diplomatik Indonesia di kawasan regional.
Kehadiran kapal selam Kilo disamping mengejar
target kuantitas kebutuhan kapal perang bawah
air juga untuk menggapai kualitas setara
teknologi kapal selam yang dimiliki TNI AL.
Memang sudah selayaknya Indonesia
memperkuat alutsista strategis di perairan yang
luasnya merupakan dua pertiga dari luas NKRI.
Dengan beberapa ALKI strategis sebagai pintu
masuk kapal dagang dan kapal perang negara
lain maka pintu-pintu itu harus dijaga. Dengan
kekuatan minimal 12 kapal selam pada tahun
2020 yang diprediksi demam tinggi terjadi di
Laut Cina Selatan maka kekuatan armada kapal
selam itu diniscayakan mampu memperkuat
barikade pertahanan Indonesia.
Kita sangat berharap Kementerian Pertahanan
bisa mendapatkan minimal 6 kapal selam Kilo
seluruhnya atau kombinasi 4 Kilo dan 2 Amur
atau sebaliknya meski tidak seluruhnya baru.
Sejumlah tim teknis Kemhan dan TNI AL yang
akan berangkat bulan Januari 2014 ke Rusia
untuk melihat dan mengkaji barang yang
ditawarkan Rusia itu diyakini diberangkatkan
dengan doa dan harapan yang menggebu. Oleh
karena itu penting untuk disampaikan bahwa tim
itu membawa misi kebanggaan nilai. Jangan
sampai nilai kebanggaan itu yang sudah
didambakan dan digadang-gadang selama
hampir 8 tahun berubah menjadi skeptis.
Proyek Kilo akan menjadi ujian kesungguhan dan
ebtanas pemerintahan SBY khususnya mengenai
perkuatan alutsista TNI. Kita meyakini bahwa
dalam tiga bulan ke depan sudah ada kontrak
pengadaan sejumlah kapal selam tangguh itu
sehingga tahun 2015 dan seterusnya kita akan
menyaksikan barangnya satu persatu
berdatangan di perairan Indonesia. Jika ini
terwujud nyata maka sudah selayaknya kita
menyematkan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Presiden SBY dan
menganugerahinya sebagai "Bapak Modernisasi
Militer Indonesia". Bagaimana ?
Sumber: Jagvane / 29 Desember 2013


Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2013
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...