Minggu, 28 Desember 2014

Menca Air Asia

ancablogspot.com
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
menelepon Presiden Joko Widodo untuk
menawarkan bantuan untuk mencari lokasi pesawat
AirAsia QZ8501 yang hilang kontak. PM Lee juga
mengucapkan kesedihan mendalam mendengar
kabar tersebut.
"Called Pres @jokowi_do2 to offer help. Two RSAF
C-130 search & locate aircrafts are on standby. Our
ministers will follow up. - LHL #QZ8501," ucap PM
Lee melalui akun twitternya, Minggu (28/12/2014).
"Saddened to hear of missing flight #QZ8501. My
thoughts are with the passengers and their families. -
LHL," sambung PM Lee.
Presiden Jokowi saat ini sedang berada di Papua.
Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk all out
mencari keberadaan pesawat berisi 162 orang itu.
Jokowi juga berdoa agar pesawat dan isinya selamat.
Sedangkan media Malaysia The Star memberitakan,
dua pesawat C130 telah siap dan standby untuk
diperbantukan. LHL di akhir cuitan PM Lee berarti dia
sendiri yang mencuit kicauan tersebut.
Otoritas Singapura sedang mempersiapkan operasi
SAR (search and rescue) untuk mencari pesawat
AirAsia QZ8501 yang hilang kontak. Otoritas
Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) menyebutkan
pihaknya telah bersiap dan menawarkan bantuan
kepada pihak Indonesia.
Lembaga lainnya yang mendukung upaya pencarian
itu termasuk Angkatan Udara dan Laut Singapura.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Changi
Airport Group Crisis Management Centres telah aktif
dan siap.
Selain itu disebutkan bahwa ruang tunggu dan
seluruh fasilitas pendukung penting telah disiapkan
untuk seluruh keluarga dan kerabat dari para
penumpang di terminal 2 level 3 di Bandara Changi.
Selain itu, pihak maskapai AirAsia menyebut ada 155
penumpang, 2 orang pilot dan 5 kru kabin yang
berada di dalam pesawat tersebut. Disebutkan bahwa
terdapat 156 orang berkewarganegaraan Indonesia,
lalu 3 WN Korea Selatan, 1 WN Prancis, 1 WN
Malaysia, dan 1 WN Singapura. Penumpang dewasa
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 70, dan
penumpang berjenis kelamin perempuan berjumlah
68 orang.
Informasi dari PT Angkasa Pura I, pesawat dipiloti
Kapten Iriyanto dengan Kopilot Remi Emmanuel P
dan awak kabin yakni Wanti Setiawati, Khairunnisa
Haijar, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi dan
seorang engineer Saiful Rahmat.
Pesawat itu tadinya menyampaikan rencana rute
penerbangan dan meminta untuk mengubah rute
karena cuaca yang buruk sebelum komunikasi
dengan menara ATC hilang kontak.
Pesawat itu sendiri merupakan jenis Airbus
A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini,
pencarian dan operasi penyelamatan sedang
dilakukan di bawah panduan dari Dirjen
Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Australia Juga Tawarkan Bantuan Cari


Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Minggu, 30 November 2014

Mengapa Dia Begitu Sensitif

ancablogspot.com ©copyright 2014
Ketika presiden sipil Indonesia berteriak lantang untuk
menenggelamkan kapal nelayan asing yang maling ikan
di perairan kita sehubungan dengan uji nyali jalesveva
jayamahe, satu rumah tetangga yang bernama Malaysia
tiba-tiba jadi berisik dan bereaksi negatif. Lewat media
online yang merupakan corong pemerintahnya, mereka
merasa tak nyaman, tak enak badan lalu dengan tak elok
pula bilang Jokowi arogan, antek Amerika dan
sebagainya.
Bertetangga dengan jiran yang satu ini memang seperti
berhadapan dengan saudara bertabiat congkak dan
angkuh. Sebenarnya dia yang angkuh karena reaksinya
itu terhadap gaya Jokowi yang tegas dan jelas. Mengapa
dia merasa kelasnya lebih tinggi dari Indonesia karena
gambaran negeri ini ada di wajah-wajah tenaga kerja
yang merantau kesana. Jadi TKI, PATI Indon itu adalah
bingkai cermin cara dia memandang kita. Belum lagi
cara pandang feodal negeri yang terdiri dari kerajaan-
kerajaan berbasis Melayu Islam, tentu menjadi
pengental cara pandang terhadap apapun yang berbau
buruh, kuli atau tenaga berbayar.
Sekedar catatan dengan dua jiran yang lain Indonesia
baik-baik aja tuh meski ada persoalan perbatasan
dengan kita. Menjelang akhir pemerintahan SBY dicapai
kesepakatan perjanjian tapal batas bilateral dengan
Singapura dan Filipina tanpa gembar gembor. Ini
membuktikan ruang kelas dan kualitas dialog dengan
kedua negara itu menghasilkan kesepakatan ciamik
"bersih cemerlang tanpa menggores". Berbeda dengan
kawan sebelah ne yang gemar melakukan klaim demi
klaim. Ya karena cermin itu tadi, dianggapnya kita ini
kelas buruh berbayar yang kelasnya dibawah dia
Adalah menjadi hak yang jelas dan terang bagi
pemerintahan bangsa besar ini untuk menyatakan
perintah bagi jajarannya agar bertindak keras dan lugas
menghadapi para pencuri sumber daya kelautan
termasuk menenggelamkan kapal mereka jika perlu. Kita
juga kan tak pernah dan tak elok meributkan kenapa
pemerintah Malaysia tak mau membuka keran
demokrasinya untuk kesamaan hak bagi setiap
warganegaranya. Lihat saja yang terjadi sepanjang
sejarah negeri itu pimpinan pemerintahannya selalu
bernama L4 (Lu Lagi Lu Lagi) maksudnya kalau ditelisik
tidak jauh-jauh dari turunan kakek, bapak, anak,
sepupu.
Ketika militer Indonesia sedang puasa alutsista di awal
reformasi, jiran sebelah ne banyak kali tingkahnya.
Sipadan-ligitan dia goyang dengan melakukan manuver
militer. Sekali waktu di awal tahun 2001 empat pesawat
coin kita OV10 Bronco melakukan patroli di Sipadan, eh
dia malah mengerahkan jet tempur F5E. Padahal masih
dalam status sama-sama berhak. Dia berhasil di Sipadan-
Ligitan melalui Mahkamah Internasional tapi terus
kemudian berupaya nak ekspansi pula ke Ambalat.
Indonesia pasang kuda-kuda dengan otot militer.
Akhirnya memang berhadapan dengan tetangga pongah
harus dihadapi dengan cara pandang militer. Ini penting
untuk diingat saudara-saudaraku. Cara pandang militer
(bukan melotot lho) adalah garis tegas di wajah yang
menahan amarah manakala pelecehan demi pelecehan
dipertontonkan. Maka RI pun belanja alutsista secara
besar-besaran, terus menerus dan tak terbendung lagi.
Setelah Presiden SBY menggelontorkan dana US $15
milyar untuk shopping alutsista selama lima tahun
terakhir ini maka Presiden Jokowi semakin jelas dan
banyak lagi membelanjakan duit untuk alutsista segala
matra
Yang menarik orang dekatnya yang menjadi Sekretaris
Kabinet Andi Widjajanto adalah pakar pertahanan dan
militer yang sangat visioner. Sebenarnya ada dua figur
pakar militer lagi yang sama-sama lantang menyuarakan
modernisasi TNI, yaitu Salim Said dan Connie
Rahakundini. Jauh-jauh hari sebelum Andi jadi Seskab
dia sudah melontarkan prediksi bahwa belanja alutsista
TNI lima tahun ke depan minimal US$ 20 milyar. Seskab
bersama Kemenhan tentu menjadi pilar utama untuk
mengambarkan renstra lanjutan lima tahun ke depan.
Terkait dengan poros maritim sudah tentu
penggelontoran dana akan terpusat di AL dan AU. TNI AL
segera membentuk armada tengah, divisi 3 marinir,
melanjutkan pengadaan KCR (Kapal Cepat Rudal),
memperbanyak pesanan PKR, mengakuisisi kapal perang
kelas fregat termasuk percepatan pengadaan kapal
selam. TNI AU juga diperkirakan akan menambah
sedikitnya 2 skuadron tempur baru disamping
mengganti 1 skuadron F5E yang dipensiunkan.
Disamping itu akan ada penambahan radar-radar
militer, satuan peluru kendali darat udara jarak sedang,
pesawat intai strategis, intai taktis.
Gebrakan untuk menenggelamkan kapal nelayan asing
sejatinya untuk mengukur kesiapan armada Angkatan
Laut, KKP, Bea Cukai, Polisi Air dengan dukungan
Angkatan Udara. Sinergi dan koordinasi akan
memberikan pesan apa yang masih harus diperbaiki,
ditambah dan dikuatkan. Ini harus dipraktekkan di
lapangan. Bisa jadi yang diperbanyak kapal-kapal patroli
non rudal atau bahkan kapal selam sesuai dengan tugas
utamanya sebagai penggentar bawah air tak tertandingi.
Sangat diniscayakan bahwa dalam lima tahun ke depan
militer Indonesia akan tampil dengan dandanan gahar,
berkualitas dan bergengsi. Kalau sudah begini apakah si
Pakcik akan melontarkan statemen angkuh lagi. Atau
jangan-jangan setelah dia membaca tulisan ini malah
sekujur tubuhnya demam lalu mengigau: "kita kan
serumpun bang, adek ne hanya bergurau bang, tak nak
kita bergaduh, tak elok dilihat sepupu kita Singapura.
Nanti dia orang ketawa senang nak lihat kita bergaduh
terus". Ternyata igauannya di dengar Pak Jokowi, lalu
sang presiden egaliter itu berkomentar: "emang gue
pikirin".


Kaskus
sumber: Marsekal81/Jagpane

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Rabu, 16 Juli 2014

FISCOR-100 Alat Komunikasi Anti Jamming Buatan PT. LEN

ancablogspot.com FISCOR - 100 alat komunikasi PT. LEN
"TES… satu, dua, tiga… satu, dua, tiga… dikopi," ucap Sri
Yuniardi, peneliti alat komunikasi militer dari PT LEN
Industri. Ia tengah mempraktikkan bagaimana
cara kerja produk inovasi Manpack Alkom FISCOR-100.
Alat komunikasi militer buatan PT LEN Industri
(Persero) itu merupakan salah satu inovasi unggulan PT
LEN yang pernah memperoleh penghargaan Anugerah
Rintisan Teknologi Industri 2009 dari
pemerintah. Manpack Alkom FISCOR-100
dikembangkan sejak 2001 oleh PT LEN Industri. Nama
'100' diambil dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional
ke-100 pada 2008. Tujuannya untuk membangkitkan
industri berbasis teknologi dalam negeri.
Bermula dari keinginan TNI untuk mengembangkan dan
memproduksi alat komunikasi militer buatan dalam
negeri. Pada periode 2001-2003, Puslitbang TNI bekerja
sama dengan PT LEN Industri dalam program RUK
Kementerian Riset dan Teknologi
untuk mengembangkan alat komunikasi radio antisadap
dan anti-jamming.
Alat komunikasi militer memiliki fungsi sangat strategis
karena membantu keberhasilan operasi militer dan
membantu komunikasi pasukan yang berada di
lapangan dengan unit-unit lainnya di tempat berbeda.
Hasilnya? Para periset PT LEN Industri berhasil
menciptakan prototipe alat komunikasi VHF FH dengan
kecepatan hopping 1 hope/sec. Kemudian pada 2007
PT LEN Industri berhasil melakukan rancang
bangun mandiri alat komunikasi Manpack HF Spread
Spectrum Frequency Hopping, dengan kecepatan
hopping 5 hope/sec. Alat tersebut terus disempurnakan
hingga 2008 agar kecepatan hopping bisa mencapai 5,
10, 20, dan 50 hope/sec dan random hop speed yang
tidak dimiliki alat komunikasi militer lainnya.
Antisadap
Di kelas HF inilah alat komunikasi FISCOR-100 menjadi
yang tercepat. Manpack Alkom FISCOR-100 beroperasi
pada rentang frekuensi 2 Mhz hingga 3 Mhz dengan
256 channel, dan kebutuhan pasokan tenaga 12 Vdc-24
Vdc. Peralatan ini bisa digunakan untuk komunikasi
pada level peleton hingga batalion.'
Menurut Sri Yuniardi, alat komunikasi militer berupa
radio memang harus bebas jamming dan tidak bisa
disadap. Karena itu, frekuensi yang diambil ialah
frekuensi yang tidak dipakai. "Radio militer bekerja di
trek 2 Mhz sampai 3 Mhz. Bisa juga sekelas 7 Mhz. Di
dunia militer, para ahli frekuensi radio akan mengambil
gelombang radio yang kosong. Ini bedanya dengan
radio komersial. Setiap kali on air, radio komersial akan
didengar banyak orang, sedangkan di militer tidak,"
terangnya. Frekuensi radio ini menjadi jantung pada
alat komunikasi FISCOR-100.
Dua perusahaan asing dari Australia dan Prancis pernah
bekerja sama dengan PT LEN Industri untuk
pengembangan alat komunikasi militer ini. Namun,
kemudian PT LEN Industri mengembangkan alat
komunikasi sendiri dengan mengombinasikan
keunggulan teknologi alat komunikasi produksi kedua
negara mitra tersebut.
Para periset banyak belajar dari pengalaman kedua
negera dalam mengembangkan alat komunikasi militer.
"Kami belajar membuat alat-alat komunikasi militer
dengan Q-Mac Australia dan Thales Prancis. Thales
merupakan industri komunikasi terbesar di dunia saat
ini. Dan yang paling rumit ialah masalah frekuensi. Ahli
frekuensi di Indonesia minim. Mau tidak mau, kita
semua harus belajar masalah frekuensi dan enkripsi,"
ungkap Yuniardi.
Dengan kombinasi ini tentunya produk PT LEN Industri
jauh lebih unggul. Teknologi tersebut memiliki
kandungan lokal 85%, sedangkan untuk komponen
handset, elektronik, dan konektor masih diimpor.
Komponen dalam negeri dengan sistem
komunikasi yang dirancang secara khusus sangat
menguntungkan bagi TNI. Sebab, sistem
komunikasi buatan luar negeri belum tentu aman
karena akan dirancang untuk kepentingan negara
pembuat. Untuk itu, sistem keamanan dalam
komunikasi dirancang khusus dan hanya pemakaianya
yang tahu. Alat tersebut bisa didesain sesuai keinginan.
Pembuktian antisadap ini diperlihatkan saat uji coba.
Ketika alat tersebut dipakai berkomunikasi, di frekuensi
biasa hanya terdengar suara gelombang radio tanpa
ada suara. Kadang bunyinya agak bising, tapi tanpa ada
yang bercakap-cakap. Padahal di balik itu sedang terjadi
komunikasi antarpemakai. Hal tersebut menunjukkan
alat komunikasi itu telah dilengkapi comsee sehingga
tidak muncul percakapan di udara layaknya penyiar
radio. Suara yang keluar dari percakapan antarpihak di
lapangan telah dienkripsi sehingga mempersulit orang
atau pihak musuh melakukan penyadapan.
"Intinya suara dikacaukan," ujar Yuniardi. Sebetulnya
komunikasi bisa bocor ke sipil atau pihak musuh apabila
kunci frekuensinya sama. Untuk mencegah
kebocoran informasi, perlindungan atau keamanan
komunikasi harus ditangani oleh tiap negara. Termasuk
saluran telepon presiden, lembaga-lembaga strategis,
dan agen rahasia di negara-negara maju telah dienkripsi
dengan kode-kode khusus. Oleh karena itu, bila produk
komunikasi militer masih mengandalkan impor,
dikhawatirkan rahasia negara bisa bocor ke negara lain
lewat penyadapan alat komunikasi.
Uji coba alat komunikasi tersebut sudah dilakukan dari
Bandung ke Surabaya dengan jarak 400 km. Dalam uji
coba itu terbukti radio komunikasi militer ini aman
dari penyadapan dan jamming. Kecanggihan alat
tersebut diganjar penghargaan Upakarti, Desain Terbaik,
dan Kreasi Prima. Peralatan berbentuk kotak berwarna
hijau tentara ini memiliki berat 5 kg dengan baterai
yang tahan dipasang selama 24 jam. Baterai yang
dipakai bisa diisi ulang dengan memakai energi solar
cell. Satu amphere solar cell bisa mengisi baterai selama
1 jam.PT LEN Industri kini sedang melakukan
perbaikan- perbaikan, terutama untuk berat radio dan
antene. Menurut Yuniardi, saat ini bobot radio masih
terlalu berat. "Kalau bisa, di bawah 5 kg, yakni dengan
cara mengurangi konsumsi daya baterai. Kemudian
antenanya juga kurang efisien." Antena HF yang
menggunakan frekuensi rendah membutuhkan antena
panjang untuk bisa menerima frekuensi yang bagus. PT
LEN Industri saat ini sedang mengembangkan Manpack
FISCOR-100 dari sistem analog menuju digital. Risetnya
sudah dimulai sekarang ini.

Sumber : Kemenristek

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Jumat, 16 Mei 2014

Menuju Latgab Pesta Purnama Purna

Analisis Militer ancablogspot.com
Bulan-bulan mendatang ini kita akan menyaksikan
rangkaian perjalanan riang gembira manakala
hulubalang kita semakin gagah dengan baju
alutsista baru. Bersamaan dengan itu serial latihan
kesatuan, antar kesatuan sampai antar matra
adalah rangkaian aktivitas menuju purnama
latgab. Puncak purnama itu adalah melantunkan
lagu perpisahan kepada sosok yang telah
mempurnamakan alutsista TNI. Sekalian
mengantar purna jalan tugas panglima tertinggi
karena telah sampai di batas tugas.
Bulan Mei ini berbagai latihan parsial dilakukan
matra TNI. Marinir melakukan latihan serbuan
pantai di Situbondo. Berbagai batalyon TNI AD
melakukan uji tembak senjata berat. Sejumlah
kapal perang melakukan latihan tempur di laut
Jawa. Disaat yang sama puluhan KRI telah pula
bersiaga di Ambalat dalam satuan tugas gabungan
AL dan AU. Operasi militer gabungan ini adalah
yang pertama kali dilakukan dan diberi nama
Garda Wibawa 14 dengan melibatkan jet tempur,
satuan radar, kapal perang, marinir, paskhas dan
intelijen. Latihan ini dibackup oleh satuan tempur
TNI AD di Kodam Mulawarman Kaltim Kaltara dan
Kodam Wirabuana Sulawesi.
Sementara di perairan kawasan timur Indonesia
telah pula disiagakan setidaknya 14 KRI untuk tugas
mengamankan laut Arafuru dan laut Timor.
Bersamaan dengan itu kesiagaan unsur tempur
laut juga hadir di perairan Natuna dan Selat
Malaka. Sejalan dengan itu isian distribusi alutsista
mulai disebar misalnya untuk artileri kelas berat
KH179 155mm buatan Korea untuk Aceh, Kalbar
dan Kaltim. Artileri KH178 105mm disebar untuk
yon Armed Kodam di Jawa. Lhok Seumawe,
Dumai, Bontang dan Jakarta juga sudah menerima
sejumlah rudal SAM.
Juli ini pembentukan armada timur TNI AL yang
berpusat di Sorong segera direalisasikan, tentu
bersamaan dengan pengembangan divisi ke 3
Marinir dengan kekuatan 15.000 marinir. Seiring
dengan itu Divisi 3 Kostrad segera membangun
markas di Semarang bersinergi dengan Korps
Penerbad yang memiliki berbagai jenis helikopter
tempur dan angkut. Divisi 3 Kostrad merupakan
pengembangan dari dua divisi sebelumnya.
Semua pengembangan kekuatan itu pada akhirnya
nanti akan menjadi pilar utama pembentukan
Kogabwilhan yang direncanakan tahun ini.
Berbagai alutsista juga menunggu ketibaan,
diantaranya 3 KRI Bung Tomo Class, 3 KCR 60 m
PAL, 3 LST, 2 BCM, 50 MBT Leopard, 40 Marder, 38
Caesar Nexter, 36 MLRS Astross II, 24 F16 blok 52,
12 Super Tucano, 4 UAV Heron, 4 radar, sejumlah
peluru kendali berbagai jenis, mulai dari rudal anti
tank, rudal SAM, rudal anti kapal sampai rudal
udara ke permukaan. Pesawat angkut berat
Hercules juga akan bertambah 9 unit termasuk dari
jenis CN295 sebanyak 16 unit. Setidaknya itu list
yang sudah dipublikasi jauh-jauh hari, tentu ada
juga list belanja yang tidak dipublikasi, masak sih
semua harus diumumkan.
Latgab purnama akan menampilkan serial latihan
dengan sejumlah alutsista baru. Termasuk
penembakan rudal udara ke permukaan dari jet
tempur Sukhoi. Penembakan rudal anti kapal
Exocet MM40 blok 3 dari KRI Sigma yang selama ini
tidak pernah dipublikasikan. Ini merupakan
kejutan tersendiri disamping gempuran rudal
Sukhoi ke salah satu kapal permukaan milik TNI AL
yang sudah tidak dipakai. Puncak dari semua
kegiatan itu adalah memberikan nilai purnama dan
purna tugas pada Panglima Tertinggi yang akan
digelar dalam sebuah pesta hari jadi 5 Oktober
2014 di Naval Base Surabaya.
Selama lima tahun ini kekuatan alutsista TNI
berkembang secara signifikan dan itu tak lepas dari
pola strategi dan keputusan bagus dari RI-1.
Kekuatan militer Indonesia mengikuti
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
negara ini yang selama 10 tahun terakhir ini
menunjukkan trend positif sampai akhirnya RI
masuk urutan 10 besar ekonomi dunia yang
dikenal dengan PDB (Product Domestic Bruto dan
PPP (Purchase Power Parity). Logikanya dengan
semakin bagus kondisi ekonomi kita maka
perkuatan militer dan alutsista TNI semakin
membungakan dan membanggakan hati. Dan itu
layak untuk sebuah negara kepulauan terbesar dan
penduduk no 4 terbesar di dunia.
Latgab 2014 adalah kelayakan
pertanggungjawaban kepada rakyat bangsa bahwa
tentara yang telah dibelikan alutsista modern harus
mampu menunjukkan kemampuannya dan
senantiasa bersiap siaga dalam segala cuaca untuk
menjaga dan mewibawakan teritori NKRI.
Keistimewaan Latgab 2014 adalah kehadiran
berbagai alat tempur mutakhir dan sekaligus
mengiringi langkah akhir dari seorang Presiden
yang telah memberikan nilai luar biasa pada
perkuatan militer RI.
Maka pesta 5 Oktober 2014 adalah pernyataan
kepurnamaan tentara yang selama 5 tahun ini
diterangi dengan rembulan alutsista anyar menuju
purnama. Sosok yang telah mempurnamakan TNI
itu telah pula mempurnakan tugas pekerjaannya.
Di mata TNI tentu nilai layak yang pantas
disandangkan panglima tertinggi itu adalah cum
laude. Ini adalah purnama pertama yang
membanggakan. Tentu kita masih ingin
menyaksikan purnama-purnama yang lain untuk
membaguskan tentara kita, untuk
menggagahgaharkan tentara kita. SBY telah
meletakkan fondasi modernisasi militer kita. Kita
berharap presiden selanjutnya dapat
meneruskannya dengan langkah tegap
mengembangkuatkan tentara berikut
kesejahteraannya.
****
Jagvane


Penulis & Editor

ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Sabtu, 19 April 2014

Blunder singapura Jilid 2

Analisis militer (ancablogspot.com)
Drama jurnalistik berjudul KRI Usman Harun
terjadi sepanjang tiga hari menjelang Paskah 18
April 2014. Kali ini lakon utamanya adalah sebuah
saluran televisi Channel News Asia Singapura yang
menghadirkan pria berbintang empat dan
ganteng, orang nomor satu di jajaran militer
Indonesia, Jenderal Moeldoko. Panglima militer RI
itu tiba-tiba jadi bintang pemberitaan dan "divonis"
lewat terjemahan bahasa Inggris yang tak sesuai,
bahwa Indonesia meminta maaf atas penamaan
KRI Usman Harun kepada Singapura.
Wawancara salah terjemahan yang ditayangkan
tanggal 15 April 2014 itu lalu direspons oleh
Menhan Singapura Ng Eng Hen dalam hitungan
jam. Dia bilang, Singapura menyambut baik
permintaan maaf Indonesia dan bersedia memulai
kembali kerjasama militer kedua negara.
Sambutan positif Singapura itu adalah
keterkecohan April Mop dan menjadi blunder
lanjutan. Respon cepat ini menunjukkan sikap
ketergesaan Menhannya pada sebuah
pemberitaan media setempat.
Beberapa waktu lalu Menlu Singapura K.
Shanmugam telah membuka front keangkuhan
negaranya dan merasa keberatan dengan
penamaan sebuah kapal perang pemukul
Indonesia yang baru yaitu KRI Usman Harun.
Karena menurut mereka 2 orang KKO Indonesia
itu dianggap teroris di negaranya, melakukan
sabotase di Orchard 10 Maret 1965. Indonesia
telah memberikan penghargaan pahlawan
langsung kepada keduanya manakala jenazahnya
tiba di Jakarta tanggal 20 Oktober 1968. Dan PM
Singapura waktu itu Lee Kuan Yew telah pula
menziarahinya tahun 1973 sebagai bentuk
pengakuan kepahlawanan mereka. Artinya
persoalan emosi nasional kedua bangsa selesai.
Pernyataan Menlu Shanmugam itu kita anggap
blunder diplomatik karena tidak memahami
persepsi kebangsaan yang dimiliki tiap bangsa di
muka bumi ini. Lebih penting dari itu dia tidak
paham dengan jalan cerita sejarah dalam konteks
"waktu itu". Negeri mungil yang sejahtera itu
berupaya mendikte Indonesia tetapi sekali ini
mendapat perlawanan total football dari seluruh
jajaran pemerintahan, parlemen dan rakyat
Indonesia.
Seorang Menlu yang membawahi seluruh
diplomatnya dan cermin wajah kecerdasan
diplomatik Singapura mesti memahami persepsi
kebangsaan pada apa yang disebut nilai-nilai
kepahlawanan. Tapi ketika kita bicara sejarah
Singapura kita pun baru "paham" karena memang
mereka memang tak punya pahlawan patriotik dan
taman makam pahlawan.
Akurasi pemberitaan seorang reporter dalam
menulis atau menyampaikan sesuatu haruslah
dicermati lebih dulu sebelum ditayangkan atau
diterbitkan. Banyak reporter kita hanya berlomba
mengejar "terbitnya berita" tanpa kedalaman
kecermatan isi berita. Beberapa wartawan kita yang
meliput Kemhan dan TNI ada yang tak paham
dengan "istilah militer" ketika dia ikut merekam
atau bertanya kepada figur petinggi Kemhan dan
militer RI.
Masih ingat nama pesawat tempur Super Tucano
disebut Super Volcano dan menjadi running text
layar kaca. Lalu ditulis pula bahwa Indonesia telah
memiliki kapal selam Scorten padahal maksudnya
yang punya kapal selam Scorpene itu Malaysia.
Sudah salah tulis nama kapal selam, nama yang
mempunyai kapal selam salah pula. Benar-benar
konyol. Ada juga yang tidak bisa membedakan jet
tempur A4 Skyhawk dengan Hawk. Pernah juga
presenter berita sebuah TV swasta menganggap
Sucad itu adalah senjata Sukhoi, padahal itu istilah
singkatan dari kata suku cadang. Lebih parah lagi
kata itu dibaca "Sukad" dan diulang berkali-kali.
Wawancara Panglima TNI dengan Channel News
Asia dilakukan dengan bahasa Indonesia baru
diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Orang
Indonesia kan kalau bicara selalu mengedepankan
suasana rendah hati. Jadi kalimat "mohon maaf"
atau "maaf ya" selalu mendahului dari maksud
kalimat utama. Ada juga beberapa makna kata
dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah
selalu memiliki makna tak selaras. Dalam bahasa
Jawa yang sekarang sedang hot dibicarakan "aku
rak popo" kalau diartikan tersurat artinya aku tak
apa-apa. Tapi dalam kultur Jawa kalimat ini
merupakan ungkapan kepedihan dan
bertentangan dari maksud yang terucap.
Blunder media dan respon pemerintah Singapura
terhadap wawancara TV itu tidak perlu jua kita
tanggapi secara berlebihan. Cukup saja bilang:
"aku rak popo" atau "oh ndak papa". Kalimat ini
pun kalau dia paham pasti merupakan kalimat
sindiran yang artinya " makanya jangan merasa
hebat, jago mendikte akhirnya isin dewe". Kalau
diterjemahkan dalam bahasa Inggris bisa jadi gak
karuan. Itulah kekayaan bahasa Indonesia dan
kultur pendukungnya.
Singapura itu sejatinya sedang gelisah pada jati diri
dan eksistensinya yang selalu merasa terancam
terutama pada dua jirannya Indonesia dan
Malaysia. Jadi orang yang gelisah itu pasti sensitif.
Kegelisahan dia boleh jadi karena militer Indonesia
mulai menggeliat, ekonomi tumbuh pasti, kekuatan
ekonomi dalam sebutan PDB kita menjulang di 15
besar dunia jauh mengungguli Singapura dan
negara ASEAN lainnya.
Dia lalu membayangkan Indonesia 10 sd 20 tahun
ke depan, militernya jadi macan, ekonominya jadi
beruang, rakyatnya makin sejahtera dalam bingkai
nasionalis yang kuat. Tiga indikator ini yang
membuat negeri itu galau meski pun
kesejahteraan mereka masih tetap menjulang tak
tertandingi di rantau ASEAN. Kehadiran batalyon
Marinir di Batam menambah was-was itu. Apalagi
misalnya kita letakkan MLRS Astross dan Caesar
Nexter di Batam.
Jadi, tetaplah kita berjalan tegak. Isian alutsista
terus kita perbanyak. Kalau nanti kafilah 3 kapal
perang "Bung Tomo Class" yang salah satunya
bernama KRI Usman Harun tiba di tanah air Juli
tahun ini kita sambut dengan pekik kebangsaan
tapi tak usah berteriak berlebihan. Dan kalau pun
tetangga sebelah Batam itu bertanya mengapa kita
berteriak kita jawab saja : Aku rak popo.
**** Jagvane
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Kamis, 17 April 2014

Pertahanan Udara Indonesia Timur Diperkuat

TIMIKA (ancablogspot.com) TNI AU terus berupaya
meningkatkan pertahanan wilayah udara
Indonesia terutama di Papua dari ancaman
intimidasi oleh pesawat asing.
"Pada 2015, TNI AU akan membangun Satuan
Radar di Jayapura untuk memperkuat pertahanan
wilayah udara Indonesia di kawasan timur," kata
Panglima Komando Sektor IV Pertahanan Udara
Nasional, Marsekal Madya TNI Asnam Muhidir di
Timika, Rabu.
Selain itu, TNI AU juga merencanakan
pembangunan Satuan Radar di Sorong Papua
Barat, Ambon Maluku dan Morotai Maluku Utara.
"Kalau semuanya sudah terpasang maka secara
otomatis seluruh wilayah udara kita sudah bisa
tercover. Khusus untuk pembangunan satuan
radar di Jayapura, kita sudah melakukan
pembebasan lahan, tinggal pemasangan radar,"
jelas Marsma Asnam Muhidir.
Saat ini TNI AU sudah memiliki satuan radar untuk
mengawal wilayah pertahanan udara Indonesia
kawasan timur yaitu satuan radar 242 Biak, satuan
radar 243 Timika, satuan radar 244 Merauke dan
satuan radar 245 Saumlaki Maluku Tenggara Barat.
Dengan telah terpasangnya sejumlah satuan radar
di wilayah Indonesia timur itu, pelanggaran wilayah
teritorial udara Indonesia oleh pesawat asing
sampai saat ini nihil.
"Pesawat asing tidak berani lagi melanggar
kedaulatan wilayah udara kita saat ini karena
hampir semua wilayah udara kita sudah tertutup,"
ujar Marsma Asnam Muhidir.
Ia menambahkan, potensi pelanggaran wilayah
udara Indonesia di Papua jika dilihat dari
pergerakan pesawat yaitu dari wilayah utara dan
selatan.
Dalam hal pengawasan wilayah udara nasional,
jajaran Kosek IV Hanudnas juga bekerja sama
dengan semua radar sipil yang terpasang di semua
bandara baik yang ada di Jayapura, Timika hingga
Ambon.
Menyangkut rencana penempatan sejumlah
pesawat tempur di Papua, Marsma Asnam Muhidir
mengatakan sejauh ini rencana tersebut belum
terealisasi karena masih menunggu kesiapan
armada pesawat tempur.
Dari sejumlah pangkalan udara yang ada di Papua,
ke depan TNI AU akan menempatkan sejumlah
pesawat tempurnya di Pangkalan Udara Utama
Biak untuk memperkuat pertahanan wilayah udara
Indonesia di kawasan timur Indonesia mengingat
akses pendukungnya memadai.
Pada Rabu pagi, Pangkosek IV Hanudnas Marsma
Asnam Muhidir memimpin serah terima jabatan
Komandan Satuan Radar 243 Timika dari Letkol Lek
Sudirman kepada Mayor Lek Danang Purwanto.
Marsma Asnam Muhidir meminta pejabat
Komandan Satuan Radar 243 Timika yang baru
agar dapat melanjutkan bahkan meningkatkan
prestasi yang telah ditorehkan pejabat sebelumnya
dalam pelaksanaan tugas pokok satuan dan tugas
lainnya serta berkoordinasi dengan semua unsur
terkait.

Sumber : Antara

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014

Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Jumat, 04 April 2014

Dua Kapal RS Dalam Latma Multilateral Komodo (MNEK)

ancablogspot.com Dua kapal rumah sakit dilibatkan
dalam latihan bersama Latma Multilateral Komodo
2014 yang berlangsung mulai tanggal 29 Maret
2014 dalam kegiatan Medcap di Natuna dan
Anambas.
Untuk kegiatan pelayanan kesehatan, TNI AL
mengerahkan kapal rumah sakit KRI Suharso-990
telah berada di lokasi sasaran pelayanan kesehatan
dan kapal Landing Ship tank (LST) KRI Teluk
Banten-516 yang mengangkut 2 Kontainer medis
saat ini sudah bergiat di Natuna dan Anambas.
Kapal rumah sakit dari negara peserta Latma
Multilateral Komodo 2014 berasal dari Vietnam
yaitu kapal perang Khanh Hoa HQ 561 diawaki 100
personel.
Dalam kegiatan pelayanan kesehatan akan
bergabung dengan Satuan Tugas medcap dengan
jumah personel kurang lebih 400 personel
paramedis dan tenaga medis.Dalam pelaksanaan
Satgas Medcap tersebut dilibatkan tenaga medis
dan paramedis lebih dari 400 personel yang terdiri
dari personel TNI AL 324 personel, 5 personel TNI
AD dan TNI AU 5 personel dan tenaga medis dari
luar sebanyak 17 orang dan siswa Akper hangtuah
sebanyak 22 siswa.
Personel satgas Medcap tersebut tersebar di
kabupaten Anambas dengan kegiatan di Tarempa,
Matak, Jemaja dan Memperuk. Selain itu
melaksanakan pelayanan kesehatan di kabupaten
Natuna diantaranya di Pulau Laut, Sedanau,
Sebang Mawang dan Bunguran Besar.
Dalam kegiatan ini personel dari kapal perang
negara peserta yang akan terlibat di Pulau Jemaja
diantaranya dari Thailand 5 personel, India 5
personel, Brunai Darussslam 5 personel, Singapura
12 personel dan 3 personel dari Amerika,
Sedangkan di Matak dilibatkan 3 personel dari
Amerika, dan 30 personel dari kapal perang China
dan Malaysia sejumlah 14 personel.
Untuk kegiatan di Ranai dilibatkan Philipina
sejumlah 3 personel, Rusia 3 personel dan Vietnam
10 personel dalam kegiatan satuan tugas di gelar di
Anambas dan Natuna.
Kegiatan Medcap selain dilaksanakan posko
pelayanan kesehatan yang di buka di darat, untuk
kegiatan yang memerlukan tindakan medis operasi
dan pelayanan inap akan dilaksanakan di kontainer
medis dan KRI Soeharso-990. *(Poskota)

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Senin, 03 Maret 2014

Menjaga Langit Barat Dengan Elang "Hibah"

(ancablogspot.com) : Tahun ini adalah tahun pertama
kedatangan burung-burung besi F-16 upgrade dari
USA. Semakin mendekati hari kedatangan, semakin
banyak pula pro-kontra menanggapi kehadirannya.
Pihak yang pro menganggap bahwa keputusan
pemerintah untuk menerima hibah ini adalah hal yang
wajar untuk mengejar kuantitas sebelum meraih
kualitas.
Sementara yang kontra tentu saja menganggap
bahwa mendatangkan pesawat bekas meskipun di-
upgrade hingga block 52 bahkan mungkin nanti ada
block 70, 80, 100 dan seterusnya, tetap saja percuma
mengingat dinamika kawasan yang akan kedatangan
pesawat-pesawat tempur canggih sekelas gen 4,5++
hingga gen 5.
Terlepas dari pro-kontra tersebut, mari kita menyimak
"pengalaman tempur" pesawat ini sebelum
memberi penilaian. Kata yang dibold itu sengaja
dibuat untuk menekankan arti pengalaman yaitu bukti
empiris ketimbang teori berdasarkan spesifikasi.
Coba perhatikan beberapa pandangan pilot-pilot
Amerika dan Eropa yang pernah menggunakannya
baik dalam latihan skala besar maupun pertempuran
sesungguhnya.
Menurut Letkol Philip "Rico" Malebranche dari USAF,
F-16 mampu meladeni pesawat sekelas F-15 Eagle
dengan baik. "F-16 itu kecil, ringan dan lincah"
katanya. Meskipun memiliki kecepatan maksimum
dan menanjak yang lebih rendah, namun ia
mempunyai RCS yang kecil sehingga menyulitkan
untuk dibidik (spot), dan juga dapat menandingi F-15
pada ketinggian rendah dengan manuver-manuver
ekstrim.
USAF sendiri memerlukan kehadiran F-16 untuk
mendampingi penempur kelas berat F-15 dalam
menghadapi pesawat blok timur dari type ringan
seperti Mig-21 pada pertempuran WVR. Lagi menurut
Rico, dengan Thrust to Weight ratio yang lebih tinggi
ketimbang F-18 E/F super hornet, pada kecepatan
tinggi F-16 mampu mengatasi super hornet dengan
cara menanjak hingga 3000 meter di atas F-18
kemudian bermanuver untuk menempatkan F-18
tetap di depan HUD (head up display pilot). Namun hal
ini menjadi berbahaya pada kecepatan yang lebih
rendah dimana F-18 mampu menaikkan hidungnya
lebih mudah ketimbang F-16.
Bagaimana dengan pesawat lain?
Dibanding Mirage 2000, F-16 tidak banyak kehilangan
daya ketika harus bermanuver cepat dalam radius
kecil. Sedangkan jika dibandingkan dengan
Eurofighter Typhoon, F-16 mampu melayaninya pada
ketinggian di bawah 10.000 kaki. Pada jelajah di atas
10.000 kaki maka kemampuan aerodinamis dan
komputerisasi Typhoon tidak mampu diatasi oleh
F-16.
Bagaimana implementasi di lapangan?
Dengan homebase di Pekanbaru, maka hanya sekian
menit F-16 sudah dapat mengintip langit tetangga. Itu
berarti tidak diharuskan ketinggian jelajah di atas
10.000 kaki, yang berarti pilot-pilot F-16 tetap dapat
mengandalkan keunggulan F-16 dalam manuver
ketinggian rendah ketika harus bertemu pesawat-
pesawat dari tetangga.
Namun, Geografi lingkungan mulai dari Pekanbaru
hingga Batam juga berupa dataran rendah dan laut,
termasuk flat sehingga tiada tempat untuk sembunyi
atau bermanuver di area sempit yang merupakan
keunggulan utama F-16.
Terhadap Sonora yang akan mendatangkan F-35,
memang fitur silumannya cukup memusingkan untuk
dihadapi oleh TNI-AU baik pilot tempur maupun
arhanud. Tapi jangan lupa, kita punya marinir dan dari
Batam semua pergerakan pesawat dapat terlihat jelas
bahkan dengan mata telanjang. Keunggulan siluman
itu menjadi sia-sia jika disiapkan pengamat dengan
4-5 shift sehari dilengkapi panduan malam dan
kamera infra merah karena Singapura belum mampu
meluncurkan pesawatnya tanpa terlihat dari wilayah
Indonesia kecuali mereka mengirim dari luar
Singapura.
Terhadap Sonotan, nah ini yang agak sulit. Garis
pantai yang panjang di sepanjang pesisir selatan Jawa
hingga Bali, NTB, NTT, laut Arafura hingga Papua
sangat memungkinkan ditembus kapan saja baik
siang maupun malam (karena lalu lintas udara dan air
di kawasan tersebut juga relatif tidak seramai di Barat-
Utara).
Akuisisi rudal khusus yang bisa mentracking pesawat
siluman menjadi keharusan di area selatan ini. Tidak
mungkin nanti setelah mendatangkan Su-35, kita
selalu mengirim 2 sukhoi tersebut untuk patroli
(tracking IRST terhadap pesawat siluman sangat
efektif menggunakan 2 pesawat bersamaan dengan
cara menggiring seperti nelayan menggunakan pukat
harimau yang ditarik 2 perahu).
Sampai ditemukannya teknologi yang secara efisien
dapat melacak pesawat siluman, maka wilayah
selatan tetap adalah lubang hitam kita. Mungkin biar
seimbang, Kilo harus terus berpatroli dengan tujuan
tidak untuk melacak pesawat siluman musuh (yang
memang tidak dimungkinkan), namun lebih kepada
keseimbangan bahwa kitapun bisa menerobos garis
pagar sonotan.(JKGR)


Penulis & Editor Blog
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Kamis, 27 Februari 2014

Lapan Dan PT DI Rakit Roket Berjarak Tembak 100 Km

JAKARTA - (ancablogspot.com)
Selain proyek kerja sama pembuatan pesawat, PT
Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga
tengah mengembangkan proyek lain.
Yaitu pembuatan roket canggih yang jarak tembaknya
hingga 100 Kilometer.
Deputi Bidang Teknologi Lapan, Soewarto
Hardhienata mengatakan, pengembangan roket ini
merupakan kerja sama lanjutan yang pernah
dilakukan sebelumnya. Yakni pembuatan roket
dengan jarak tembak sekitar 40 Kilometer.
"Konsorsium roket dengan PT DI, bersama dengan
Bahana mengembangkan roket pertahanan. Tanggal
5 atau 6 Maret kita uji coba dan ini diatas 100 Km,"
ucap Soewarto di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa
(25/2).
Soewarto menyebutkan, roket ini diberi label RHAN
320, RHAN 420 serta RHAN 520. Roket sebelumnya
yang pernah dikembangkan Lapan bersama PT DI
adalah RHAN 122.
"Ini untuk roket pertahanan dan untuk Kementerian
Pertahanan. Sekarang sudah ada RHAN 122 itu jarak
tembak baru 40 Km," tegasnya.
Sebelumnya. Lapan bersama PT DI juga menjalin
kerjasama pengembangan pesawat N 219. Lapan
ikut dalam perancangan dan pembiayaan
pengembangan pesawat. Dalam kerjasama ini, Lapan
bisa memasukkan enginer mereka ke PT Dirgantara
Indonesia ( Merdeka.com)


Penulis & Editor Blog
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Rabu, 26 Februari 2014

Rusia : Alutsista Indonesia akan lebih canggih daripada barat

JAKARTA (ancablogspot.com) -
Kerja sama Indonesia-Rusia khususnya di
bidang militer, telah lama terjalin. Beberapa kerja
sama yang terjalin dalam beberapa tahun terakhir
salah satunya adalah program alutsista atau alat
utama sistem persenjataan.
Deputi Perdana Menteri Rusia Dimitry O Rogozin
dalam kesempatan Sidang Komisi Bersama ke-9
meyakinkan pemerintah Indonesia bahwa teknologi
alutsista Rusia merupakan teknologi yang canggih,
bahkan lebih canggih dibandingkan teknologi negara-
negara barat.
"Di negara kami, pemerintah sedang membangun
teknologi alusista untuk angkatan darat Rusia. Dan
teknologi ini mutunya lebih canggih daripada negara-
negara barat," tutur Dimitry, di Hotel Ritz Carlton,
Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Dia menegaskan, hubungan kerja sama militer kedua
negara bukanlah sebuah cerita yang singkat. Sejarah
kerja sama yang panjang itu, menurut Dimitry, selama
ini telah berjalan sukses dan akan sukses ke
depannya.
Salah satu bagian dari teknologi alutsista yang
ditawarkan bagi Indonesia, tuturnya, adalah sistem
kapal selam tanpa awak. Menurut dia, keseluruhan
kerja sama di bidang militer antara kedua negara
masih memiliki prospek yang besar ke depannya.
"Ini merupakan prospek yang cerah apalagi transfer
teknologi dapat dimanfaatkan dalam pengembangan
kekuatan pertahanan di Indonesia," imbuhnya. (ade)
(okezone.com)

Penulis & Editor Blog
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014

Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Senin, 17 Februari 2014

Skuadron Baru TNI-AU EC 725 cougar

EC 725 cougar



Jakarta :(ancablogspot.com) TNI Angkatan Udara akan menambah
Skadron baru di Jawa Barat. Skadron baru ini
akan diisi oleh helikopter combat SAR buatan
Eurocopter, EC 725 Cougar.
"Skad 9 adalah sebagai skad baru berkedudukan
di lanud SDM Subang/Kalijati dengan kekuatan
16 pesawat cougar full combat," ucap Kadispen
TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto di
Jakarta, Jumat (14/02/2013).
Untuk membentuk satu Skadron, Hadi
menuturkan, TNI AU akan memesan kembali
pada renstra berikutnya. Pada Maret 2012 TNI AU
menandatangi kontrak pembelian 6 helikopter
multi-role EC 725 dengan Eurocopter melalui PT.
Dirgantara Indonesia. Ke-enam heli akan selesai
pada 2014.
"Rencana menjadi kekuatan skadron udara 9
lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada
tahun 2015 dengan kekuatan satu skadron,"
tambah Jenderal bintang satu ini.
EC 725 Cougar

Helikopter buatan Perancis ini merupakan
pengangkut jarak jauh dengan menggunakan
mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4
tuboshafts. Helikopter generasi terbaru ini bisa
mengangkut 29 penumpang dan 2 crew.
Helikopter multi-role yang digunakan militer
Perancis, Brasil dan Malaysia ini juga bisa
dipersenjatai gun pod dan rocket. TNI AU akan
mempersenjatai heli multi fungsi ini, namun
untuk tipe senjata akan disesuaikan sesuai
kondisi dilapangan.
"Karena helikopter tersebut juga sebagai unsur
pam (pengamanan) pada operasi SARPUR (Safe
and Resque Tempur) sehingga dipersenjatai,"
tutup Hadi (JKGR)


Penulis & Editor Blog
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Minggu, 16 Februari 2014

Marinir Kirim Prajurit Ke Daerah Bencana Kelud

SURABAYA- (ancablogspot.com) : Panglima Armada RI
Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Agung
Pramono didampingi Komandan Lantamal V
Surabaya Laksma TNI Sumadi dan Komandan
Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso
memberangkatkan prajurit Korps Marinir TNI AL
ke daerah bencana gunung Kelud di Bhumi
Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat
(14/02/2014).
Prajurit Korps Marinir TNI AL yang berangkat ke
daerah bencana sebanyak 268 prajurit dibawah
pimpinan Letkol Marinir Irpan Nasution, dan akan
menempati pos di lapangan desa Wates
Kecamatan Wates Kediri.
Dalam amanatnya, Pangarmatim mengatakan
bahwa keberangkatan prajurit TNI AL tersebut
dalam rangka melaksanakan tugas mulia
membantu masyarakat yang tertimpa musibah
letusan gunung Kelud.
"Kecepatan dan kesigapan kita membuktikan
bahwa prajurit TNI AL yang berada diwilayah
Surabaya siap dan sigap untuk melaksanakan
tugas yang datangnya mendadak," tegasnya.
Kesiapan prajurit TNI AL tersebut juga telah
dilaporkan kepada Kasal, oleh karenanya
kepergian prajurit TNI AL ke daerah bencana
dalam rangka untuk mendukung
penanggulangan bencana.
Dikatakan lebih lanjut, prajurit TNI AL yang
berangkat dengan menggunakan kendaraan
yang berisi prajurit, peralatan kesehatan
lapangan dan dapur lapangan serta lima
kendaraan yang berisi logistik personel dan yang
akan dibagikan kepada masyarakat.
Sebelum mengakhiri amanatnya, Pangarmatim
memberikan beberapa penekanan yaitu tugas
yang akan dilaksanakan merupakan tugas-tugas
TNI sehingga Komandan yang tertua melaporkan
kepada Komandan Teritorial yang disana untuk
menerima tugas yag harus dikerjakan dan
penempatannya, melaksanakan tugas dengan
penuh tanggung jawab dan bekerja sama
dengan aparat teritorial,
Pemda dan masyarakat setempat, selain itu
tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak
citra TNI AL, dan yang tidak kalah pentingnya
selalu berdoa agar dalam melaksanakan tugas
tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancar
hingga selesainya penugasan.
Sumber : Kormar

Penulis & Editor blog
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Kamis, 30 Januari 2014

DPR dan Wamenhan Bahas pengadaan satelit pertahanan

ancablogspot.com
Komisi I DPR melakukan pertemuan dengan Wakil
Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin dengan
agenda rapat dengar pendapat (RDP).
Sjafrie mengatakan, Komisi bidang pertahanan dan
keamanan memberi dukungan penuh untuk
melakukan pengadaan satelit pertahanan.
"DPR berikan satu dukungan satu sisi dari sistem
pertahanan ini memang layaknya suatu institusi itu
tidak terganggu. Baik secara administrasi maupun
teknis," ujar Sjafrie di Kompleks Parlemen, Senayan,
Jakarta, Rabu (29/1).
Lebih lanjut, Sjafrie menegaskan, penting adanya
satelit untuk memperkuat pertahanan negara sebesar
Indonesia. "Memang perlu. Tinggal sekarang
bagaimana kemampuan anggaran bisa mendukung
kebutuhan dari sistem pertahanan yang sudah
didukung oleh politik anggaran," jelas Sjafrie.
Sedangkan kerjasama pertahanan yang melibatkan
tiga kementerian di antaranya Kemenhan, Kominfo
dan Sekneg, jelas Sjafrie adalah mengenai kerjasama
Cyber. Namun, ketika ditanya berapa anggaran untuk
semua proyek tersebut, Sjafrie mengaku lupa.
"Kalau kita bicara cyber, ini jadi domain secara
nasional di Kominfo. Kita kan ambil network-nya yaitu
cyber defense atau cyber nasional. Ada cyber
defense, cyber crime. Tapi kan kalau untuk satu
satelit hanya dipakai cyber defense kan sayang ya.
Maka mungkin kita kaitkan dengan cyber nasional,"
jelas Sjafrie.
"Saya enggak tahu berapa harga satelit. Saya kira
Indonesia perlu memiliki satelit untuk pertahanan dan
penting. Kemampuan pertahanan harus didukung
oleh berbagai komponen termasuk satelit,"
tandasnya.

Sumber: Merdeka.com

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Minggu, 26 Januari 2014

Australia: Menepuk air didulang terpercik kemuka sendiri

Satuan radar di kupang


ancablogspot.com
Tanpa banyak cakap, militer Indonesia mengerahkan
berbagai kapal perang ke perairan halaman belakang
rumahnya dimana di pagar halaman seberang itu ada
Darwin, satu-satunya kota yang ada di Australia Utara,
tak lebih besar dari kota Kupang di NTT. Gerakan
angkatan laut RI dengan menyebar kapal perang
korvet, fregat, kapal cepat rudal dan kapal cepat
torpedo dengan dukungan jet tempur Sukhoi dan 4
radar militer canggih yang baru dipasang
menyadarkan Australia bahwa Indonesia sangat
serius menyikapi sikap kepala batu pemerintahan
Australia yang dipimpin si cowboy Tony Abbott.
Gaya keras kepala si Abbott ini sudah terlihat ketika
masa kampanye dia tahun lalu untuk mengejar kursi
Aussi One. Dia bilang akan menempatkan sejumlah
intelijen di Indonesia untuk memantau pergerakan
manusia perahu, membeli perahu, membayar
sejumlah sipil Indonesia untuk memberikan informasi
tentang posisi manusia perahu yang hendak ke negeri
selatan itu. Ini saja sejatinya sudah menyinggung
harkat dan martabat kita, emangnya negeri ini tak
bertuan. Pernyataannya itu meski untuk konsumsi
kampanye pemilihan umum jelas meremehkan
pemerintah Indonesia. Dia menang dan jadi Perdana
Menteri salah satunya karena pernyataannya itu. Tapi
sekarang dia terjebak dengan jaring yang dia tebar
sendiri. Celakanya sebagian besar rakyatnya pun
berbalik menghujat dia.
[Color=red]Ketika urusan sadap menyadap terkuak, gaya
arogansi Abbott dipertontonkan dengan tak rela minta
maaf.[/color] Bandingkan dengan gaya Obama ketika urusan
yang sama dengan Jerman, lebih low profile dan
meminta maaf kepada Jerman. Yang dipertontonkan
Abbott bukan gaya negarawan santun melainkan gaya
preman seperti garis dan raut wajahnya yang keras.
Bandingkan dengan Kevin Rudd yang ramah dan
santun sehingga mampu mengambil hati rakyat dan
bangsa ini. Sesungguhnya irama hubungan Indonesia
dan Australia tergantung gaya kepemimpinan negeri
kanguru itu. Oleh karena itu situasi hubungan yang
buruk saat ini ada di koridor kepemimpinan
pemerintah Australia, bukan pada rakyat dan bangsa
Australia yang saat ini justru mengecam hebat cara si
Abbott menangani pola hubungan bertetangganya
dengan Indonesia.
Australia harus menyadari bahwa militer Indonesia
tidak seperti lima tahun lalu. Ketika diadakan Sail
Komodo beberapa bulan yang lalu di depan Darwin
sesungguhnya telah "tersedia" sedikitnya 30 kapal
perang Indonesia berbagai jenis di halaman belakang
kita. Hanya saja kita ini kan menganut politik
perkawanan yang santun, jadi tak perlu pamer
kekuatan. Berhitung tentang kekuatan militer
khususnya angkatan laut, sebenarnya Indonesia
mampu mengerahkan 50 kapal perang ke perairan
NTT dalam waktu singkat. Ini sudah biasa dilakukan
dalam setiap latihan Armada Jaya atau Latgab TNI.
Padahal jumlah itu hampir sama dengan kekuatan
angkatan laut Australia yang memiliki 54 kapal
perang. Indonesia sendiri saat ini memiliki 160 kapal
perang dan akan terus bertambah.
Gerakan kapal perang Indonesia ke NTT kita sambut
positif karena ini langkah awal untuk menyatakan
sikap menjunjung harkat. Kita tidak ingin berselisih
dan mengajak tarung dengan negara manapun
termasuk Australia. Namun pelecehan teritori
perairan seperti yang diakui oleh Australia dan
kemudian minta maaf tentu harus dijawab pula
dengan langkah dan cara militer. Menlu Marty tidak
menggubris kata maaf dari Menlu Julie Bishop bahkan
kembali menyudutkan Australia dengan menyatakan,"
Coba kalau dari dulu sudah minta maaf, tidak akan
seperti ini kan". Kekuatan militer Indonesia dalam
bulan dan tahun-tahun mendatang akan mendapat
sejumlah alutsista sangar, misalnya kapal selam Kilo,
jet tempur Sukhoi SU35, rudal SAM strategis dan lain-
lain. Dengan kekuatan menuju kesetaraan ini Australia
seharusnya berhitung cermat karena kekuatan yang
tak bakalan ditandingi Australia seumur hidup adalah
jumlah penduduk Indonesia yang sepuluh kali lipat
dan punya karakter militan nasionalis.
Kita ingin sampaikan pesan pada Tony Abbott: "Kultur
timur itu Bott, atau kultur Asia sesungguhnya lebih
menghargai nilai-nilai kesantunan dan etika dalam
bertetangga. Memang beda sama kultur sampeyan
yang anglo saxon itu. Lebih sering mendikte, merasa
paling jagoan, merasa paling pintar dan tahu
segalanya. Kalau sampeyan tinggal di Eropa gak
papa. Tapi sampeyan ada di lokasi adat istiadat di
mana kesantunan dan tatakrama lebih dikedepankan.
Lihat saja rumah di ranah ASEAN, rumah-rumah
didalamnya selalu mengedepankan musyawarah dan
kearifan meski ada konflik diantara sesama rumah.
Nek sampeyan bisa memahami itu, kita yakin semua
persoalan pertetanggaan kita dapat diselesaikan
dengan musyawarah".
"Tapi kalau tetap keras kepala ya rasain sendiri. Kata
peribahasa menepuk air didulang tepercik muka
sendiri. Anda sudah dipermalukan dunia dan PBB
karena menelantarkan dan menyiksa manusia
perahu. Di dalam negeri pun sami mawon, anda
dicerca di parlemen dan rakyat sendiri. Ada
peribahasa Pak Abbott, Air beriak tanda tak dalam,
kayak sampeyan itu yang selalu umbar pernyataan
petintang petinting. Air tenang menghanyutkan, itulah
gaya kami untuk tak umbar kalimat kumat. Bukankah
laut selatan itu dalam Bott, mungkin saja di
kedalaman itu si Kilo siluman sudah bermain mata
dengan ratu pantai selatan. Bukankah air tenang itu
menghanyutkan
***** Jagvane / 26 Januari 2014

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
©copyrigh 2014
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Minggu, 19 Januari 2014

Australia, Harga sebuah kata maaf

Coba Dulu kau minta maaf .......


Hubungan bilateral Indonesia- Australia yang
merenggang selama tiga bulan terakhir ini semakin
terasa panas dengan sikap arogansi negeri eropa
yang terdampar di benua selatan itu. Australia telah
melanggar batas perairan Indonesia tanggal 6 Januari
2014 ketika mengusir manusia perahu yang hendak
"berkunjung tetap" ke negeri kanguru itu. Kapal
angkatan laut mereka telah masuk sampai 7 mil dari
batas garis pantai pulau Rote NTT ketika mendepak
pencari suaka sekalian menghina TNI yang dikatakan
tak sanggup menjaga wilayahnya sendiri.
Perlakuan Australia yang bergaya cowboy termasuk
menyiksa manusia perahu yang memang sudah
tersiksa dinegeri asalnya, dinilai sangat keterlaluan.
Dunia yang memberi penilaian itu. PBB bahkan sudah
memperingatkan Australia akan konsekuensi hukum
internasional atas perlakuan tidak manusiawi dan
mengabaikan keselamatan pengungsi politik itu yang
hendak mencari kehidupan baru di negeri selatan itu.
Australia akhirnya dipermalukan sendiri oleh tindakan
semena-mena aparat militernya yang justru
menampar wajah diplomatiknya di dunia
internasional.
Permintaan maaf tanpa syarat Australia ke Indonesia
atas pelanggaran teritori perairan Indonesia tanggal
17 Januari 2014 sejatinya disebabkan oleh ketakutan
Australia akan tuntutan hukum internasional yang
diajukan Indonesia. Australia jelas melanggar
konvensi hukum laut internasional karena oleh
sebuah sebab non navigasi seenaknya saja
mengacak-acak teritori perairan Indonesia untuk
mengembalikan manusia perahu yang datang dari
wilayah Indonesia. Belum lagi menyiksa beberapa
pengungsi yang sudah tersiram gelombang laut dan
terombang-ambing. Jelas-jelas melanggar HAM.
TNI AL sudah mengirimkan sejumlah KRI ke wilayah
depan Darwin dan melakukan patroli lebih ketat. Satu
fregat telah disiagakan di Kupang. Lantamal Kupang
yang sudah diresmikan beberapa tahun yang lalu
selayaknya tersedia minimal 3 Korvet dan 1 Fregat.
Hanya kapal-kapal yang berjenis kelamin seperti ini
yang pantas mengawal laut dalam di selatan
Indonesia. Indonesia memiliki puluhan kapal perang
striking force mulai dari Ahmad Yani Class,
Diponegoro Class, Parchim Class, Fatahillah Class.
Seandainya Tony Abbott Nopember 2013 lalu bisa
menurunkan tensi arogansinya dalam etika pergaulan
dengan negara kultur timur seperti Indonesia dan
minta maaf, rangkaian cerita kalangkabutnya dia
menghadapi pengungsi perahu tidak sampai
mempermalukan dirinya di mata Internasional. Untuk
urusan sadap menyadap dia gengsi untuk minta maaf
padahal jelas nyata. Tetapi ketika dia terjebak dalam
permainan manuver yang sok pamer kekuatan militer
lalu seenaknya melanggar wilayah negara lain,
muncul ketakutan pada bayangan sendiri lalu minta
maaf tanpa syarat kepada Indonesia.
Di satu sisi Australia sangat mahal untuk meminta
maaf demi gengsi bertetangga tetapi ketika dunia
internasional mulai menuding dan mencela perilaku
aparat militernya, buru-buru minta maaf. Ironinya lagi
pada tanggal yang sama 17 Januari 2014 Australia
juga membatalkan keikutsertaannya dalam latihan
angkatan laut gabungan dengan 17 negara lain yang
disebut Naval Exercise Komodo dimana Indonesia
menjadi tuan rumah. Latihan 18 negara itu
mengambil area di perairan Natuna dan Laut Cina
Selatan yang akan berlangsung Maret sd April tahun
ini.
Pelajaran dari semua keangkuhan dan gaya ambigu
Australia ini adalah dengan memperkuat terus
menerus angkatan laut dan udara RI. Kita bersetuju
dengan adanya penambahan kapal selam Kilo dan
pengadaan jet tempur Sukhoi SU35. Untuk laut
selatan memang diperlukan kehadiran KRI
berkualifikasi korvet dan fregat untuk mengimbangi
arogansi militer negeri bule itu. Diluar pengadaan
kapal PKR 10514 yang sedang dibuat di Belanda dan
menunggu kehadiran 3 kapal perang "Bung Tomo
Class" yang masih didandani di Inggris, kita masih
perlu tambahan kapal fregat. Untuk menjaga laut
dalam dan gaya bertetangga negeri selatan atau jiran
yang suka mengklaim kita perlu sedikitnya tambahan
6-8 fregat selain yang disebut diatas.
Kita memang harus berhitung cermat dengan
Australia. Kita tetap menjaga hubungan diplomatik
yang saling menghargai. Namun kalau tetangga tetap
bergaya arogan, suka mendikte kita pun perlu
tunjukkan nilai kita di depan dia. Nilai itu adalah tetap
menjaga sapa dan santun tapi juga acuh. Ketika
keacuhan itu baru berlangsung 3 bulan, ternyata
kawan di sebelah selatan itu kalangkabut juga sebab
teman pintu asianya tutup pintu dan hanya membuka
jendela.
Lalu yang jadi sasaran amuknya ya si pengungsi tadi,
lalu masuk halaman rumah orang lain untuk
memancing kemarahan. Tapi yang punya halaman
tak terpancing karena ini bagian dari ritme kecerdasan
diplomatik. Akhirnya dunia yang mencibirnya, PBB
mengancamnya, mukanya tertampar, sakitnya tak
seberapa tapi malunya ini. Itulah harga sebuah kata
maaf yang tak terucap di awal kisah dan membawa
negerinya menjadi terisolasi bersama pengungsi. Dan
kita pun tetap cuek bebek saja, bukankah begitu pak
Marty ?

***** Jagvane

Penulis & editior
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2013
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...