Rabu, 09 Oktober 2013

Ujicoba penembakan tarantula

Panser tarantula


ancablogspot.com ©coipy 2013
Blarrrr...!! Blarrrr...!! Meriam 90mm
Cockerill menyalak dahsyat bersahut-sahutan. Gema
suaranya terdengar hingga kejauhan. Demikianlah
suasana pelatihan penembakan senjata utama
panser Tarantula yang dilaksanakan Pusat
Kesenjataan Kavaleri TNI-AD di kawasan Cipatat
Bandung Jawa barat. Pelatihan ini sendiri melibatkan
puluhan personel kavaleri dan 2 buah Panser
Tarantula.
Layaknya pelatihan, puluhan amunisi juga disiapkan.
Munisi yang digunakan untuk latihan adalah dari jenis
HESH buatan Belgia. Satu persatu, calon awak
Tarantula mencoba membidik sasaran lesan ukuran
4x4 meter yang diletakan sejauh 1 kilometer. Dari
beberapa kali uji tembak, terlihat akurasi meriam
Cockerill ini sangat baik. Beberapa tembakan
mencetak skor bulls eye.
Padahal, ini baru merupakan latihan pertama
sehingga para awak belum terlalu terlatih. Selain itu,
meriam cockerill MK-3 90mm LP ini cukup canggih. Ia
dilengkapi dengan pengukur jarak laser serta
penglihat malam. Namun, dalam pelatihan ini juga
dilatihkan menembak tanpa laser range finder.
Sehingga kemampuan awak kavaleri benar-benar
teruji.
Dari pengamatan ARC, platform Tarantula rupanya
cukup stabil. Ketika meriam ditembakan, hampir tidak
ada tolak balik yang terjadi. Berbeda misalnya jika kita
melihat penembakan AMX-13, dimana tubuh tank ikut
berguncang. Buktinya, Instruktur bule tampak santai
nangkring diatas Tarantula tanpa takut terjerembab
ketika sesi penembakan berlangsung.
Kecilnya recoil ini juga merupakan keunggulan dari
meriam Cockerill MK-3. Sistem meriam 90mm
Tarantula terpasang pada kubah yang dioperasikan
oleh 2 awak, juru tembak (gunner) dan danran alias
komandan kendaraan. Sementara, tipikal amunisi
yang disediakan adalah APFSDS-T (Armor Piercing Fin
Stabilised Discarding Sabot-Tracer), HEAT (High
Explosive Anti Tank), HE-T, dan Canister (anti personil).
Walaupun munisinya sudah tidak efektif untuk
melawan tank modern, kanon 90 masih memiliki gigi
untuk tugas-tugas pengamanan, penyekatan, dan
dukungan tembakan, fungsi yang nantinya akan
diemban oleh Tarantula.
Pelatihan penembakan ini merupakan rangkaian dari
pelatihan awak ranpur sebelumnya. Dimana
sebelumnya juga telah dilatihkan operasional radio,
mengemudi dan akhirnya penembakan. Bukan hanya
siang hari, pelatihan menembak juga akan dilakukan
pada malam hari, serta juga pelatihan penembakan
senjata co-axial. Setelah pelatihan lengkap, prajurit
Kavaleri pun makin siap dan sigap mengamankan
negeri menggunakan senjata kebanggaan mereka
yang baru, Tarantula
Sumber : (ARC)

Salam penulis
ANCA | ancablogspot.com
©coipy 2013
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...