Senin, 24 Juni 2019

Jembatan air di Belanda ini telah mematahkan hukum fisika

Jembatan Air di Belanda Ini Telah Mematahkan Hukum Fisika

Umumnya jembatan membentang di atas perairan, tapi ini berbeda!

129.7k

Bagikan

Ada banyak sekali hal-hal yang menakjubkan di dunia yang kadang-kadang kamu tak tahu harus dimana mencarinya. Bumi mempunyai banyak sekali manusia jenius yang bisa membuat hal menakjubkan, yang tentunya akan membuatmu tertegun ketika melihatnya.

Biasanya kita melihat jembatan yang membentang di atas perairan, namun berbeda dengan yang satu ini. Pada tahun 2002, dunia kagum pada Veluwemeer Aqueduct, sebuah karya terbaik insinyur yang berhasil menghubungkan daratan Belanda dan sebuah pulau buatan, Flevoland.

fineartamerica

Banyak ide-ide keren yang dibahas, termasuk sebuah terowongan bawah air dan jembatan biasa. Tetapi proyek tersebut terlalu mahal dan menghabiskan banyak waktu. Ide utamanya adalah untuk menyatukan dua daratan dengan transportasi air yang melaju tanpa hambatan, kemacetan lalu lintas ataupun kapal.

kericau

Akhirnya keputusan yang paling luar biasa telah diambil, sebuah jembatan air. Pejalan kaki tidak dilupakan disini karena jalan tersebut dilengkapi dengan trotoar di kedua sisinya. Hari ini, lebih dari 28.000 mobil melintasi jembatan dengan kedalaman 10 kaki tersebut. Sementara perahu bisa dengan tenang melewati jalur perairan yang ada di atasnya. Keren !

Penulis & Editor :
ANCA | ancablongger.com
©copyright 2019

Senin, 22 April 2019

Dengan Radar AESA, Shenyang J-11D Disebut sebut lebih hebat dari Shukoi SU-35

Sebagian dari Anda mungkin masih ingat dengan Shenyang J-11, yakni jet tempur copy-an dari Sukhoi Su-27SK yang pernah kalah telak dalam sesi ‘dogfight’ dengan Gripen C AU Thailand.  Nah, kini ada kabar terbaru yang cukup mengejutkan jagad militer internasional, lantaran J-11 telah dikembangkan dalam varian J-11D, yang disebut-sebut analis internasional punya kemampuan tempur lebih baik dari Sukhoi Su-35.
Dirunut dari sejarahnya, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah memproduksi Su-27 secara lisensi dari Rusia sejak 1998, dan kemudian diberi label J-11. Setidakanya sudah tujuh varian J-11 yang diluncurkan untuk kebutuhan AU Cina, sudah sekitar 200 J-11 yang berhasil dibuat oleh SAC. Varian terbaru dari keluarga adalah J-11 adalah J-11D.
J-11D sejatinya adalah varian upgrade dari keluarga J-11, dengan sejumlah peningkatan pada sistem elektronik, radar, dan mesin, menjadikan J-11D disebut setara atau bisa menandingi Sukhoi Su-35. Pengembangan Su-35 sendiri jika dirunut mengambil dari platform Su-27 (single seat). Proyek J-11D pertama kali terendus media pada tahun 2015 dengan label “D1101” dan prototipe pesawatnya telah terbang perdana pada 29 April 2015.
Dikutip dari thediplomat.com (20/4/2019), disebutkan J-11D material dibangun dari bahan komposit yang lebih ringan namun lebih kuat. Bukan itu saja, material J-11D kabarnya juga punya kemampuan “pseudo stealthy” yang mampu menyerap sinyal radar. Nah, yang membetot perhatian adalah J-11D mencomot radar Active Electronically Scanned Array (AESA). Inilah yang menjadikan analis beranggapan J-11D lebih unggul dari Su-35, pasalnya Su-35 masih belum menggunakan radar AESA.
Adopsi radar AESA dipandang penting, lantaran pada radar ini tabung radar berputar secara elektronik, beralih pada beberapa sasaran begitu cepat sehingga sangat efektif memindai target berbeda secara bersamaan, bahkan ketika target berada berjauhan, di udara, di laut, dan darat. Dengan beralihnya tabung radar dengan sangat cepat, “multi-tasking” radar AESA dapat melacak pesawat musuh dan memandu rudal ke targetnya, dan men-jammer sistem komunikasi dan sistem radar musuh. Karena masih merupakan barang ‘mahal,’ baru beberapa jet tempur papan atas NATO yang menggunakan AESA.
Lain dari radar AESA, dipastikan J-11D sudah dipasangkan perangkat IRST (Infra-red search and track) untuk kebutuhan radar silent pada pertempuran jarak dekat. Masih dari sumber yang sama, disebutkan J-11D sudah menggunakan sistem kendali fly by wire, teknologi glass cockpit, peningkatan perangkat electronic warfare, dan peningkatan kemampuan pada varian terbaru mesin WS-10A.
Saat ini J-11D masih berstatus prototipe, namun sosok J-11D kembali diperlihatkan dalam peringatan 60 tahun CFTE (China Flight Test Establishment). Dengan terus meningkatnya tensi ketegangan antara Cina dengan Amerika Serikat, bukan tak mungkin J-11D benar-benar akan diluncurkan dalam waktu dekat ini.  (Bayu Pamungkas)

Penulis & Editor : [ ANCA ]
 ancablogspot.com
@COPYRIGHT 2019

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...