Minggu, 17 April 2016

Analisis penyanderaan 14 WNI secara beruntun

Analisa dangkal

1. Kegiatan penyanderaan dilakukan di daerah perbatasan antara Malaysia dengan Filipina yang secara wilayah sebenarnya masuk wilayah Filipina, akan tetapi daerah ini seperti tidak bertuan, dikarenakan pemerintah Filipina sendiri seakan tidak berkumis di daerah ini. Jangankan menjalankan pemerintahan, mengirimkan pasukan keamanan baik polisi maupun militér pun, seakan akan hanya sekedar sebagai santapan bagi para separatists.

2. Para penculik selalu diidentikan dengan pasukan Abu Sayyaf tetapi kita selalu dibuat bingung, faksi mana dari sempalan Abu Sayyaf ini yang melakukan penculikan.

3. Ada indikasi bahwa yang melakukan penculikan bukanlah sempalan Abu Sayyaf, akan tetapi para perompak kriminal yang coba bermain di sini. Posisi para perompak ini adalah melakukan penculikan dan kemudian para sandera dijual pada sempalan Abu Sayyaf di daratan.3. Malaysia juga sepertinya melakukan pembiaran tanpa melakukan patroli atau setidaknya mengirimkan kapal perangnya di wilayah ini, padahal perbatasan Tanjung datuk dulu ramai oleh kapal perang Malaysia ketika bersiteru dengan Indonesia tentang masalah ambalat

4. Wajar jika akhirnya Indonesia lah yang bergerak mengirimkan 2 kapal perangnya ke wilayah ini, meskipun ada kesepakatan antara Malaysia dan Filipina dalam melakukan patroli, faktanya baru Indonesia lah yang bergerak mengirimkan kapal perangnya, setidaknya itu yang baru saya dapat informasinya dari media.

5. FIRST SEE FIRST ACT… meskipun tiap tiap kapal perang berada dan berpartisipasi sampai dengan kawasan ZEE masing-masing, akan tetapi jika pada saat itu ada kejadian maka kapal perang terdekat boleh melakukan tindakan masuk ke wilayah tetangganya untuk melakukan tindakan penyelamatan, mungkin kapal kapal Indonesia lah yang akan banyak beraksi.

6. Pernyataan Presiden yang menyatakan bahwa TNI sudah ada di sebelah kiri dan kanan Abu Sayyaf,adalah sebuah pernyataan ambigu dan tak usah diperdebatan sekan akan presiden salah ucap, bisa jadi ini hanya pernyataan untuk menenangkan atau bisa jadi memang kenyataannya begitu, masih ingakah kita bahwa Indonesia akan mengirimkan Advisor militer ke Filipina? Apakah ada informasi nama siapa yang dikirim? Individu atau satu pasukan?.. Heheh

7. Peranan para teroris yang ditahan pihak Indonesia sebagai penghubung kepada kelompok Abu Sayyaf tidak boleh dikesampingkan, meskipun ada penyangkalan, toh keselamatan para sandera adalah yang utama.

oleh :Pusnus
Copast : JKGR

Penulis & editor 
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2016

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...