Minggu, 27 Desember 2015

Pesawat KFX dikerjakan januari 2016

Desain kfx

ancablogspot.com

Korea Selatan akan menandatangani kontrak formal pembuatan jet tempur baru KFX tanggal 28 Desember 2015. Korea Aerospace Industries Perusahaan (KAI) menandatangani kontrak formal, untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam membangun jet tempur KF-X, dengan nilai kontrak pendanaan sekitar 8,7 triliun Won.

KF-X merupakan jet tempur multi peran generasi 4,5 Korea Selatan, yang dibuat setelah berhasil membuat jet latih T-50 Golden Eagle. Kinerja jet tempur KF-X secara keseluruhan lebih baik daripada : Falcon F-16 (F-16 Fighting Falcon), sifat siluman (stealth) dari (Dassault Rafale) Prancis dan Eurofighter Typhoon, tetapi biaya kurang dari jet tempur F- 35 Lightning II (F-35 Lightning II).

Kontrak formal dengan perusahaan industri kedirgantaraan Indonesia, PT DI ditandatangani pada 22 November 2015, wujud dari partisipasi Indonesia dalam kontrak program pembangunan KF-X.



Berdasarkan ketentuan dari kontrak, Indonesia membayar 20 persen dari biaya pembangunan, atau 1,7 Won. Enam prototype diproduksi sebelum tahun 2025. Angkatan Udara Korea Selatan akan membeli 120 pesawat dan Angkatan Udara Indonesia 80.

Awal bulan ini Desember, Amerika Serikat menyetujui ekspor 21 item utama non-inti bagi pembangunan KF-X untuk Korea Selatan. Untuk mempercepat proyek pembangunan KF-X, dibentuk kelompok yang didedikasikan untuk mengatasi masalah dalam proyek proses pembangunan pesawat tempur ini. Kelompok utama berjumlah 70-80 orang, diharapkan secara resmi dibentukk pada bulan Januari tahun depan.

KF-X adalah kursi tunggal, bermesin ganda, kecepatan puncak 1,97 Mach (Mach), panjang badan pesawat 15,7 meter, lebar sayap 10,7 meter dan berat lepas landas maksimum 24.000 kg. Dengan taktis data link (TADIL), Radar (AESA), pencarian dan melacak sistem inframerah (IRST), sistem standar elektro-optik (EOTS

Penulis & Editor

ANCA ➡ ancablogspot.com
@copyright 2015

Selasa, 22 Desember 2015

Bergerak Cepat Two In One Memperkuat Posisi

ancablogspot.com
Seminggu terakhir menjelang akhir tahun 2015 terdapat sebuah ketidakbiasaan dalam metode kunjungan diplomasi Menteri Indonesia oke luar negeri. Kali ini sebuah terobosan bersejarah dilakukan dalam model kunjungan kombinasi two in one dengan Menlu dan Menhan berkunjung sekaligus ke dua negara strategis di kawasan Asia Pasifik, Jepang dan Australia. Ada apa gerangan.

Pertemuan sehari penuh di Jepang dilakukan tanggal 17 Desember 2015 di sebuah hotel megah di Akasaka Tokyo, tetapi tentu saja tertutup alias rahasia dengan formula two plus two. Indonesia dengan Menlu Retno Marsudi dan Menhan Ryamizard Ryacudu berdiskusi dengan Menlu Jepang Fumio Kishida dan Menhan Gen Nakatami bahas berbagai hal utamanya dinamika kawasan yang sudah terusik dengan gaya militer Cina. Karena bersifat tertutup tentu ada poin strategis yang tidak ingin jadi konsumsi publik meski intelijen sudah siapkan "alat bantu dengar" untuk nguping pembicaraan itu.

Langkah kebijakan luar negeri Indonesia berbasis kebijakan pertahanan merupakan permainan cantik yang ingin diperlihatkan utamanya pada pihak yang sedang membuat Laut Cina Selatan (LCS) demam berkepanjangan. Jepang tentu menyambut hangat kunjungan 2 in 1 ini karena juga akan membuat negeri itu punya "teman yang sepaham" utamanya dalam mengantisipasi konflik LCS. Jepang juga bersedia memenuhi kebutuhan alutsista Indonesia seperti pesawat amfibi ShinMaywa US-2 dan alutsista berteknologi tinggi lainnya. Ini bisa dilakukan karena UU Keamanan Nasional Jepang telah direvisi sehingga dimungkinkan dapat melakukan penjualan alutsista dan transfer teknologinya.

Kunjungan dengan formula yang sama juga dilakukan dengan Australia. Kedua Menteri Indonesia itu bertemu dengan koleganya Menlu Julie Bishop dan Menhan Marisse Payne di gedung Parlemen Persemakmuran Sydney tanggal 21 Desember 2015. Pertemuan juga dilakukan secara tertutup, seharian penuh kemudian dilakukan konferensi pers. Cuma bedanya dalam pertemuan 2 plus 2 ini kalau di Jepang berwarna 3 and 1 maka di Australia warnanya berubah jadi 1 and 3. Di Tokyo Menlu Retno paling cantik sendiri sedang di Sydney Menhan Ryamizard paling ganteng sendiri.

Kunjungan diplomatik cerdas ke dua negara sahabat itu sejatinya ingin memperlihatkan kualitas diplomasi Indonesia yang selalu ingin memandang horizon diplomatik sebagai kekuatan cerdas dalam menyikapi segala persoalan dalam hubungan antar negara. Horizon di depan itu adalah pilihan-pilihan diplomatik yang harus diambil manakala timbul perselisihan. Horizon di depan itu adalah saling ketergantungan antar negara secara mutlak. Oleh sebab itu kekakuan dalam pola diplomatik yang dibangunkembangkan dengan menomorsatukan kekuatan militer justru akan menjadi contoh arogansi kekuatan otot militer berbanding terbalik dengan kecerdasan diplomatik yang hanya setingkat pentium dua.

Inisiatif Indonesia dengan membangun embrio kerjasama pertahanan dengan Jepang dan Australia karena melihat ada kekakuan cara gaul dalam konflik LCS. Meski Indonesia tidak terlibat konflik klaim tetapi sebagai negara yang memiliki geografi strategis tidak bisa tinggal diam karena kita tidak ingin ada konflik dengan letusan senjata. Kalau ini terjadi maka buyarlah tatanan kerukunan, kemajuan ekonomi dan kedamaian lingkungan yang sudah dibangun puluhan tahun. Tidak ada konflik yang tidak bisa diselesaikan di meja perundingan kalau saja pihak-pihak yang berselisih mampu mengedepankan semangat kecerdasan intelektual dalam diplomasi.

Australia dan Jepang adalah mitra strategis Indonesia. Dalam kunjungan Menlu dan Menhan ke sana tidak terlihat sedikitpun ketidaksetaraan itu. Jepang memandang RI sebagai mitra setara, demikian juga dengan Australia. Ketiga negara sama pandang dan sebangun kata bahwa kerjasama diplomatik dengan baju pertahanan perlu diperkuat untuk melawan hawa nafsu pihak yang merasa paling berhak dalam konflik klaim teritori.

Tahun-tahun mendatang ini akan banyak kegiatan latihan militer yang dilakukan Indonesia dengan Jepang dan Australia, demikian juga kerjasama intelijen sebagai satu komponen penting dalam mengantisipasi segala hal, dan juga kerjasama anti teror. Lebih dari itu kesediaan Jepang dan Australia untuk ikut "mengawal" LCS merupakan payung penting untuk menguatkan semangat negara ASEAN yang berkonflik di LCS.

Pesan yang ingin disampaikan adalah jika pihak sana memang menginginkan konflik dengan memamerkan otot militer, pihak sini juga punya kekuatan dengan mengumpulkan otot-otot militer tadi menjadi sebuah kekuatan kombinasi yang punya kekuatan pukul dahsyat. Tetapi lebih elok kiranya jika segala bentuk permusuhan tadi dimusyawarahkan dengan semangat saling ketergantungan dan kerjasama. Dunia masa depan adalah adanya saling ketergantungan antar negara.

Diplomasi Indonesia yang dipertunjukkan sepanjang minggu ini adalah juga dalam rangka memperkuat pertahanan teritori Indonesia. Itulah sebabnya kerjasama pertahanan dan pemenuhan kebutuhan alutsista kita dengan Jepang, Korsel dan Australia menjadi sebuah mata rantai yang tak boleh putus. Kita sedang membenahi mata rantai komando, teknologi komunikasi anti jaming dan anti sadap, pembangunan pangkalan militer, pengembangan kekuatan armada tempur, penambahan skuadron tempur dan radar militer. Ini tentu memerlukan waktu bangun dan kembang.

Kita perkuat ekonomi dan militer kita. Seirama dengan itu memperkuat kerjasama diplomatik dan pertahanan adalah rumusan cerdas yang memang dibutuhkan untuk menjaga nilai-nilai harmoni dan saling menghormati. Kita sedang bangun semua itu, pertumbuhan ekonomi, peningkatan kekuatan militer dan cerdas, ceria dan penuh senyum dalam berdiplomasi. Retno dan Ryamizard telah menjalaninya dengan penuh percaya diri.
(Jagarin pane)

Penulis & Editor
ANCA ➡ ancablogspot.com
@copyright 2015

Selasa, 17 Maret 2015

Ucapkan Selamat Datang Untuk KRI Rigel 933

ancablogspot.com
Sebagai wujud penandatanganan kontrak pengadaan
dua unit kapal survei dan riset bawah air pada Oktober
2013, bertempat di dermaga galangan OCEA Les
Sables d'Olonne – Perancis, 11 Maret lalu, Menhan RI
Ryamizard Ryacudu melaksanakan acara shipnaming
dan commissioning kapal Bantu Hidro Oseanografi-1
(BHO-1) dan mengukuhkan nama KRI Rigel 933.
Berdasarkan kontrak pengadaan kapal, proses
perampungan kapal kedua diperkirakan akan selesai
September 2015.
KRI Rigel 933 yang diawaki 40 personel dijawdwalkan
akan mulai berlayar ke Tanah Air pada 26 Maret
mendatang. Kapal terbuat dari aluminium dengan
bobot 515 ton, dengan dimensi panjang 60,1 meter
dan lebar 11,3 meter. Kapal BHO produksi OCEA ini
merupakan kapal survei dan pemetaan yang canggih
karena dilengkapi dengan peralatan survei hidro-
oseanografi terbaru, yang dapat digunakan untuk
pengumpulan data sampai dengan laut dalam ( deep
water).
Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan ROV (Remotely
Operated Vehicle), robot bawah air yang dilengkapi
kamera bawah air, sehingga dapat memberikan
informasi visual kondisi di dalam laut, serta mampu
mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan
penelitian, dengan kemampuan sampai dengan
kedalaman 1000 meter. Dalam melaksanakan
manuver kapal ini dilengkapi dengan Dynamic
Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal
menggunakan Anti Rolling Tank. Sebelum hadirnya KRI
Rigel 933, andalan Dishidros (Dinas Hidro-
Oseanografi) TNI AL adalah KRI Dewa Kembar 932
untuk misi pemetaan bawah laut.

Untuk bekal persenjataan, KRI Rigel 933 dibekali
kanon Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan yang
dikendalikan manual dan ada dua pucuk SMB
(senapan mesin besar) kaliber 12,7 mm pada buritan .
Dalam pengoperasia, kapal BHO ini diharapkan dapat
lebih mendukung peran Dishidros pada khususnya
dan TNI AL pada umumnya dalam melaksanakan
kemampuan survei dan pemetaan untuk kepentingan
militer dan sipil yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pertahanan dan pelayaran sipil di
Indonesia. Nama Rigel diambil dari bintang paling
terang di rasi Orion dan bintang paling terang keenam
di langit malam.
By (Bayu Pamungkas)

Penulis/Editor
ANCA|ancablogspot.com
@copyrigh 2015

Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Sabtu, 07 Februari 2015

Menanti Detik Penentuan kepastian sukhoi SU-35 pengganti F-5

Sukhoi SU-35



ancablogspot.com Panglima TNI Jenderal Moeldoko
mengatakan, ada rencana embelian alat utama
sistem persenjataan (alutsista) baru menggantikan
perlengkapan lama. "Iya, ada rencana pembelian
alutsista baru, khususnya pembaruan beberapa
pesawat tempur TNI," kata Panglima TNI Jenderal
Moeldoko, saat menghadiri olahraga bersama
prajurit di Mako Kopassus, Jakarta, Jumat
(6/2/2015).
Menurut dia, hal tersebut masih berupa rencana
dan belum ditindaklanjuti hingga hal teknis. Ia
berpendapat, masa pakai pesawat yang sekarang
kemungkinan sudah ada beberapa yang harus
diganti demi menjaga kualitas kekuatan.
"Semua ini masih rencana dan masih kami
bicarakan dengan Kementerian Pertahanan,
belum ada keputusan akhir," tuturnya.
Sukhoi SU 35
Beberapa pesawat yang akan diperbarui adalah
jenis jet F5 yang akan diganti Sukhoi 35, Gripen,
atau F-16. Mengenai anggaran, Jenderal Moeldoko
belum bisa menyebutkan secara pasti karena
belum ada pembahasan mengenai jumlah
nominal.
"Anggaran tentang pertahanan belum sampai
tahap akhir sehingga belum ada rincian pasti,"
ujarnya. Ia mengatakan, anggaran akhir
pertahanan akan ditentukan setelah tanggal 12
Februari 2015. "Semuanya sudah masuk dalam
tahap perencanaan, nanti akan dikaji bersama
dengan Kementerian Pertahanan," ucapnya.
Jenderal Moeldoko berharap, rencana ini bisa
memperkuat kekuatan TNI dalam rangka upaya
mempertahankan stabilitas keamanan negara
melalui kualitas alat tempur. (Kompas.com).



Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
@copyright 2015
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Senin, 02 Februari 2015

RX-550 LAPAN: Roket Balistik untuk Misi Militer dan Sipil

RX-550

ancablogspot.com
Posisi geografis Indonesia yang strategis, membuat
kita dapat menjadi mangsa Negara lain. Karenanya
untuk terus meningkatkan pertahanan Nasional, kita
harus memperkuat persenjataan. Indonesia mulai
mencoba mandiri dalam pengadaan alat pertahanan
strategis. Salah satunya adalah sistem pertahanan
missile/ peluru kendali jarak menengah dan jauh.
Usaha ini penting mengingat keuangan Indonesia
mungkin tidak sekuat negara-negara lain.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) sudah memulai pengembangan roket
nasional sejak 1964. Indonesia bahkan menjadi
negara kedua di Asia dan Afrika setelah Jepang yang
berhasil meluncurkan roketnya sendiri, yaitu roket
Kartika. Namun sayangnya, Indonesia gagal
melakukan alih-teknologi sehingga kita seringkali
bernasib sebagai konsumen dari negara lain.
Kini dengan dana mencapai Rp 5 miliar, Lapan terus
mengembangkan Roket Xperimental 550 (RX-550).
Sejak dikembangkan ditahun 2011, sayangnya
RX-550 masih bergulat dengan serangkaian uji statis
karena berbagai kendala. Bila RX-550 terbukti sukses,
sudah jaminan LAPAN juga mampu membuat peluru
kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian
dari sistem pertahanan udara nasional. Tinggal
pekerjaan rumah berikutnya adalah mempersiapkan
sistem pengendali bagi rudal balistik ini.
Patut dicatat, sebelum berkonsentrasi pada RX-550,
LAPAN telah sukses melakukan uji terbang RX-450
pada 2009 lalu.
RX-550 di daulat sebagai roket terbesar yang pernah
dikembangkan LAPAN dengan kaliber 550 mm. 550
berbahan bakar hydroxyl toluen poly butadiene
(HPTB) ini berdaya jangkau hingga 533 km dan
ketinggian terbang bisa mencapai 150 km. Roket
mampu mengorbit seperti satelit dengan memiliki
panjang hingga 10 meter pada komponen tingkat
pertama dan kedua. Kecepatan maksimum RX-550
bisa mencapai Mach 7.67, bahkan roket dapat
dimuati payload sampai 300 kg, ini artinya dalam
misi militer roket dapat membawa hulu ledak yang
lumayan berat dan berdaya hancur tinggi.
Roket berdiameter 550 m dengan panjang 6 meter ini
merupakan penyempurnaan dari beberapa roket
Lapan sebelumnya yaitu RX-420. Roket ini juga dapat
berfungsi sebagai roket pendorong (boster) utama
bagi roket pengorbit satelit, sehingga
implementasinya tidak hanya pada bidang militer
saja.
Lapan dalam pengembangan RX-550 menggandeng
Ukraina dalam pengembangan nosel roket termasuk
di dalamnya kesepakatan untuk proses alih teknologi.
Nosel roket menjadi titik penentu kesuksesan
pengembangan roket ini. Di 2011 lalu, LAPAN sempat
melakukan pengujian dan ditetapkan roket masih
belum bisa dikatakan layak uji terbang. Ini
dikarenakan belum sempurnanya struktur komponen
nossel motor roket.
Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm,
sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm.
Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas
sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu
pembakaran propelan sekitar 14 detik hanya tahan
dalam waktu 7 detik saja. Akibatnya, saat memasuki
detik ke 8, material nossel robek dan pecah. Namun,
LAPAN tetap optimistis mampu menerbangkan roket
RX-550 — setelah sebelumnya mengalami kendala
pada tabung motor dan nosel.
Selain menggarap RX 550, LAPAN dan lembaga
lembaga strategis lainnya juga sedang merancang
roket kendali atau cruisser. Salah satunya diberi nama
Roket Kendali Nasional atau RKN 200. (Deni Adi)

Spesifikasi Roket RX-550 LAPAN:
Panjang : 14,91 meter
Diameter : 0,555 meter
Litoff weight : 4.943 Kg
Total propellant Mass : 3.072 Kg
Potential payload weight : 300 Kg
Maximum Speed : Mach 7.67
Maximum altitutude : 150 Km
Maximum Range : 533 Km.
Sumber : Indomiliter

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
@copyright 2015
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Minggu, 01 Februari 2015

Kedaulatan Dan Kewibawaan dengan Alutsista

KOMPAS.com — ancablogspot.com. Kedaulatan dan kewibawaan menjadi
perhatian pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Berbagai kebijakan yang dicanangkan memperlihatkan
kesungguhan pemerintah dalam meraihnya, mulai dari
menenggelamkan kapal pencuri ikan, meninjau
perbatasan, hingga komitmen meningkatkan
persenjataan negara.
Pada hari ke-59 pemerintahannya, Presiden
menyempatkan diri mengunjungi pameran alat utama
sistem persenjataan (alutsista) TNI AD, di Lapangan Silang
Monas, Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Setibanya di lokasi sekitar pukul 17.30 WIB, Jokowi
langsung berkeliling menggunakan panser anoa.
Kedatangannya langsung menyedot ribuan orang yang
ada di lokasi pameran. (Baca: Jokowi Naik Panser Anoa
Kelilingi Pameran Alutsista TNI AD)
Dari kendaraan lapis baja itu, Jokowi kemudian melihat-
lihat helikopter yang dipamerkan. Jokowi sempat masuk
ke dalam helikopter BO-105 dan duduk di dalam kursi
kemudi. Sesekali Jokowi juga terlihat memainkan kemudi
helikopter.
Jokowi lalu berpindah untuk mengecek amunisi roket C
8-Kom dan misil Ataka yang digunakan helikopter MI-35
P. Presiden tampak berbincang dengan petugas yang
menjaga amunisi tersebut.
Setelah itu Jokowi yang didampingi Kepala Staf Angkatan
Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf
Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia
berjalan untuk melihat helikopter-helikopter lainnya.
Setidaknya ada 5 helikopter yang dinaiki oleh Jokowi.
(Baca: Jokowi Coba Naik Helikopter di Pameran Alutsista
TNI AD di Monas)
Pada kesempatan itu, Presiden Joko Widodo berjanji
akan menyediakan anggaran untuk melengkapi
alutsista TNI.
"Saya enggak hafal secara rinci, tapi jelas akan kita
tambahkan lagi dalam APBN-P. Semuanya penting,
semuanya masih kurang dan terus akan kita tambah,"
kata Jokowi.
Ia menjelaskan, berdasarkan pengamatannya pada
alutsista yang dipamerkan, alutsista TNI tergolong cukup
komplet. Hanya saja, ada beberapa jenis alutsista yang
harus diremajakan atau diganti baru. (Baca: Jokowi Janji
Tambah Anggaran Alutsista TNI di APBN-P)
Menurut Jokowi, ketersediaan alutsista sangat penting
untuk menunjang tugas besar TNI menjaga kedaulatan
bangsa. Lebih dari itu, wibawa Indonesia juga akan
meningkat dan makin disegani negara lain jika memiliki
alutsista yang memadai.
"TNI memiliki alutsista ada yang sudah modern, ada yang
ketinggalan. Tetapi, komitmen pemerintah saya kira kita
ingin perbaiki semuanya dan kita ingin negara ini punya
wibawa," ujarnya.


Penulis: Wisnubrata
Editor: Tri Wahono
Copast : ancablogspot.com
@copyright 2015
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Kamis, 29 Januari 2015

JenderalMoeldoko BanggakanPerforma TNI di SAR Air Asia

ancablogspot.com Jakarta - Komisi I
DPR mengadakan rapat kerja dengan Panglima
TNI Jenderal Moeldoko terkait Renstra TNI.
Moeldoko pun sempat membanggakan kinerja
pasukannya dalam operasi SAR AirAsia.
Raker tersebut berlangsung secara tertutup di
Ruang Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta
Pusat, Kamis (29/1/2015). Selain terkait
program dan anggaran TNI di 2015, Moeldoko
juga menyampaikan evaluasi beberapa
program TNI.
"Tadi saya sampaikan, TNI sampai saat ini
mencapai performance cukup baik," ucap
Moeldoko kepada wartawan.
Beberapa indikator kinerja yang cukup baik itu
adalah pengamanan APEC di Bali yang dipuji
para kepala negara dan angkatan bersenjata
Tiongkok yang belajar ke Indonesia.
Keberlangsungan pengamanan Pemilu 2014
juga dilaporkan.
"Pemilu semua berjalan dengan baik. Kita bisa
mengawal stabilitas dengan baik dan netralitas
TNI teruji," ujarnya.
Moeldoko juga menceritakan tentang
penampilan TNI pada HUT TNI yang dianggap
membanggakan bangsa Indonesia. Terakhir,
tentang kinerja pasukan di operasi SAR AirAsia.
"Performance kita di penemuan black box
AirAsia pada kecelakaan AirAsia, itu menjadi
standar internasional. Tidak ada di negara lain
yang paling cepat kecuali kita," tutur Moeldoko
bangga.
Anggaran untuk alutsista juga dibahas dalam
rapat tersebut. Moeldoko yakin akan ada
peningkatan anggaran di 2015 ini. "Itu
sementara seperti itu (turun), bisa saja di
tengah jalan meningkat lagi," pungkasnya.

Sumber : Detik
Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
@copyright 2015
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Rabu, 28 Januari 2015

Turki dan Indonesia bangun tank medium

Badak PT. PINDAD


ancablogspot.com @copyright 2015
Pemerintah Turki merasa sangat antusias lakukan
kerjasama di bidang industri pertahanan khususnya
pengembangan dan produksi bersama Medium Tank
dengan Pemerintah Indonesia. Kerjasama pembuatan
Medium Tank tersebut sebagai tindak lanjut dari bentuk
komitmen pimpinan negara untuk meningkatkan
hubungan kedua negara yang dinyatakan dalam
Deklarasi Strategic Partnership oleh Presiden kedua
negara pada tahun 2010 yang lalu.
Apresiasi antusiasme Pemerintah Turki tersebut
disampaikan Bapak Wardana selaku Duta Besar RI di
Ankara, Turki, kepada Sekretaris Jenderal Kementerian
Pertahanan RI, Letjen TNI Ediwan Prabowo, Rabu
(28/01) saat berkunjung ke Kantor Kemhan, Jakarta.
Bapak Wardana mengatakan dirinya juga telah bertemu
dengan Pejabat Undersecretary For Defence Industry of
SSM Turki dan pimpinan perusahaan dari Industri
pertahanan FNSS Turki. Menurut Bapak Wardana pihak
Turki menyatakan semangatnya untuk bisa bekerjasama
yang dilandasi dengan ikatan emosional dengan
Pemerintah Indonesia.
Bapak Wardana mengatakan industri pertahanan Turki
memiliki teknologi cukup maju sesuai dengan standar
NATO. Disamping itu pihak Turki juga lebih terbuka dan
menerima dalam konteks kerjasama pemindahan
teknologi (Transfer Of Technology) dengan Indonesia.
hal tersebut merupakan suatu potensi dan peluang
untuk Indonesia.
Disampaikan juga oleh Bapak Wardana, untuk
merealisasikan kerjasama industri pertahanan, Delegasi
Turki yang terdiri dari pemerintah dan CEO industri
Pertahanan FNSS direncanakan datang ke Indonesia
pada tanggal 3 Februari 2015. Maksud kedatangan
Delegasi Turki ini selain membicarakan kelanjutan dari
proyek pembangunan Medium Tank dan juga
membahas potensi-potensi kerjasama industri
pertahanan lainnya.
Sementara itu Sekjen Kemhan dalam pertemuan
tersebut mengatakan, dari perspektif pertahanan, Turki
juga merupakan mitra yang sangat strategis yang mana
sejauh ini sudah semakin terpupuk hubungan batin. Jadi
memang ada harapan kerjasama ini bisa saling
menguntungkan kedua belah pihak.
Sekjen mengakui Indonesia belajar banyak dengan Turki
tentang kemajuan teknologi dan penyiapan sektor SDM
yang mendukung. Sekjen juga mengatakan bahwa saat
ini kerjasama industri pertahanan yang telah
dilaksanakan dengan pihak Turki adalah pengadaan alat
komunikasi yang diproduksi bersama PT LEN dengan
industri Aselsan Turki.
Mengenai kerjasama yang lain adalah pengembangan
dan produksi bersama Tank jenis Medium antara
Indonesia dengan Turki yang melibatkan Industri FNSS
Turki dan PT Pindad. Kerjasama ini telah dimulai pada
29 Juni 2010 setelah Kementerian Pertahanan kedua
negara menandatangani persetujuan kerjasama industri
pertahanan (Defence Industry Cooperation) di Ankara
Turki.
Sementara itu Sekjen juga menuturkan, sesuai dengan
arahan dari Menteri Pertahanan bahwa kerjasama
ataupun pengadaan dibidang pertahanan saat ini harus
realistis, terutama yang bisa mengatasi ancaman yang
ada. Untuk itu Kemhan sedang mengembangkan suatu
kerjasama pertahanan dengan negara lain yang bersifat
multi purpose.
Artinya kerjasama yang dilakukan bukan hanya untuk
kepentingan militer melainkan dapat juga digunakan
untuk kepentingan bantuan kemanusiaan, seperti
penanganan bencana dan operasi kemanusiaan lainnya.
Disebutkan Sekjen salah satu contoh adanya pengadaan
Tank yang bisa digunakan sebagai jembatan untuk
keperluan militer ataupun bantuan kemanusiaan. Jenis
Tank ini sudah diproduksi Turki dengan bekerjasama
dengan pihak Korea Selatan.

Sumber: DMC Kemhan


Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
@copyright 2015
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...