Senin, 27 Mei 2013

650 PRAJURIT PENJAGA PERBATASAN PULANG

Foto: Prajurit Batalyon Infantri 407





ancablogspot.com ©copyright2013
Setelah bertugas selama tujuh bulan di perbatasan
Kalimantan Timur-Malaysia, akhirnya 650 prajurit
Batalyon Infantri 407 kembali pulang, Minggu
(26/5/2013).
Tiba di pelabuhan Tanjung Mas Semarang, para
prajurit hendak kembali ke markas mereka di Slawi,
Kabupaten Tegal. Lalu, sebagian dari mereka akan
pulang dan bercerita kepada keluarga.
Komandan Rayon Letkol Infantri Ari Aryanto
mengatakan, selama tujuh bulan pihaknya menjaga
1.038 kilometer garis perbatasan Indonesia-Malaysia.
Ada tiga kabupaten yang mereka jaga, yaitu Nunukan,
Malino dan Kutai Barat.
"Kami disebar di 29 pos untuk menjaga perbatasan,"
katanya kepada Tribun Jateng.
Selama bertugas, batalyonnya berhasil mengungkap
34 kegiatan ilegal seperti penyelundupan narkoban,
sembako, dan pelintas batas dana. Pihaknya juga
memeriksa patok-patok perbatasan antara Malaysia
dan Indonesia.
Selama bertugas di perbatasan Kalimantan Timur-
Malaysia, prajurit dari Batalyon Infantri 407 harus
menjaga 13.544 patok penanda batas Indonesia-
Malaysia. Upaya memeriksa patok itu ternyata tidak
mudah.
"Sepanjang penemuan kami tidak ada yang bergeser,
tapi untuk mengecek kami harus masuk hutan," ujar
Komandan Rayon Letkol Infantri Ari Aryanto di
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Minggu
(26/5/2013).
Untuk mengecek patok ternyata tidak mudah.
Beberapa patok berada jauh di tengah hutan. Kadang
beberapa prajurit harus menginap di hutan beberapa
hari. Perjalanaan dari satu lokasi ke lokasi lainpun
tidak mudah. Pernah, ia harus berjalan selama empat
hari untuk sampai di tujuan.
Hasil pengecekkannya, tidak ada patok yang bergeser.
Tapi beberapa patok hilang karena kejadian alam
semisal longsor atau tertimpa pohon. Selebihnya ada
program pembaharuan patok setiap tahun, jadi tidak
perlu khawatir patok bergeser.


Sumber: jihad defense

Salam penulis:

ANCA | ancablogspot.com
©copyright2013


Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

SYSTEM PENANGKIS SERANGAN UDARA

Foto: Oerlikon Skyshield


ancablogspot.com ©copyright2013
Lanud Supadio – Pontianak, Hasanuddin – Makassar dan
Yogyakarta akan dipasang system penangkis serangan udara
Pengiriman enam baterai Oerlikon Skyshield dari
Rheinmetall Air Defence Swiss dilakukan tahun 2013 /
2014, setelah dipesan tahun 2009.
Oerlikon Skyshield TNI AU mengkombinasikan auto
twin canon 35 mm dengan rudal anti seragan udara
jarak pendek (kemungkinan 2 x 4 peluncur), untuk
merontokkan pesawat maupun rudal yang datang.
Meriam otomatis ini siap menembakkan 1000 peluru /
menit, jika dipasang peluru standar.
Sistem penangkis serangan udara Skyshield bisa
dihubungkan dengan sistem pertahanan udara
lainnya, membuat jangkauan radar lebih luas dan
efektif, sekaligus mengembangkannya pertahanan titik
menjadi pertahanan wilayah /area.
Harga enam baterai Oerlikon Skyshield (sistem radar,
senjata, pemeliharaan dan training) diperkirakan 113
juta Euro.
Kunci dari kehebatan Oerlikon Skyshield ada di amunisi
AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35
mm yang ditembakkan dari dua meriam kembarnya.
Peluru 35 mm AHEAD dari Rheinmetall Oerlikon akan
menyembur dan membentuk semacam perisai (metal
spin-stabilised projectiles) saat berada di dekat target.
Ibarat seorang nelayan melemparkan jaring ke seekor
ikan. Perisai itulah yang akan menghantam dan
merusak rudal/ pesawat yang datang. Rheinmetall
menyebut kemampuan ini sebagai: "Skyshield" alias
perisai udara.
Amunisi Ahead bisa juga ditembakkan dari twin 35mm
GDF series towed anti-aircraft guns yang dimodifikasi,
untuk meningkatkan kemampuan mereka terhadap
target yang kecil.
Sejumlah konsumer Rheinmetal juga mengambil opsi
ini untuk upgrade alutsista mereka dengan biaya yang
lebih murah. Khusus untuk Denmarkd dan Venezuela,
mereka memesan Oerlikon Skyshield Revolver Gun,
versi pertahanan pantai.
Jerman terus mengembangkan Skyshield ini dengan
memunculkan versi terbaru yakni Rheinmetall MANTIS
(Modular, Automatic and Network-capable Targeting
and Interception System).
MANTIS didisain sebagai garda terdepan untuk
melindungi aset sipil maupun militer dari ancaman
serangan yang terkecil, termasuk mortir, karena
memiliki kemampuan:counter-rocket and mortar (C-
RAM). Sejauh ini ujicoba Mantis sukses mencegat
serangan artileri, mortir dan tentunya roket.
Skyshield merupakan Short Range Air Defence yang
dikembangkan oleh Oerlikon Contraves Swiss yang kini
menjadi anak perusahaan Rheinmetall group, Jerman.
Persiapan Paskhas
Komandan Wing II Paskhas Kolonel Budi Sumarsono
mengatakan TNI AU telah menyiapkan sarana dan
prasarana Oerlikon Skyshield mulai Agustus 2012.
Kesiapan sumber daya manusia, dilakukan dengan
melatih 300 prajurit Paskhas ke Swiss, untuk
mengawaki Oerlikon Skyshield.
Selain itu, TNI AU juga membentuk Detasmen
Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas yang diawali
dari Lanud Adisutjipto.
Setelah memasang dan membenahi radar di berbagai
Pangkalan Udara, TNI AU mulai meningkatkan
penangkis serangan udara untuk menjaga alutsista
yang terus berdatangan, seperti: SU-27/30, Super
Tucano, C 130 Hercules, Grob G-120-TP, F-16, KT-1
Wong Bee, Boeing B-737-500, T-50 Eagle, C 295 dan
lain sebagainya.


Sumber : JKGR

Salam penulis:

ANCA | ancablogspot.com
©copyright2013

Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

PANSER CANON TARANTULA UNTUK TNI-AD

Foto : panser tarantula


ancablogspot.com ©Copyright 2013
Doosan DST Korea Selatan akhirnya menyelesaikan
produksi Panser Tarantula berbobot 18 ton yang
dilengkapi canon 90 mm serta senjata mesin 7,62mm/
12,7mm.
Panser Tarantula (Korsel: Black Fox) merupakan
kendaraan tempur beroda 6 yang dioperasikan tiga
orang (sopir, kkomandan, petembak) yang melaju
dengan kecepatan maksimal 100 km/jam serta 8 km/
jam di dalam air.
Menurut Doosan DST, Panser Tarantula telah
disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia, sehingga
dibuat lebih ringan dan memiliki kemampuan amphibi.
Dengan senjata meriam 90mm dan senapan mesin,
Tarantula di disain untuk bisa menyerang lawan yang
memiliki kemampuan penuh ataupun bertempur
dengan tank musuh. Panser ini juga memiliki
kemampuan operasi gerilya: search and destroy.
Chasis Black Fox dengan
turret CSE90 Belgia
Tahun 2009, TNI AD memesan Panser Canon Tarantula
ke Doosan DST Korea Selatan. Panser 6×6 ini
memasuki tes operasional, uji menembak dan uji
manuver lapangan sejak November 2011.
Setelah lulus inspeksi, panser mulai diproduksi Korea
Selatan pada awal tahun 2012. Tanggal 5 Mei 2013,
Doosan DST mengumumkan telah menyelesaikan
produksinya untuk dikirim ke Indonesia.
Tanpa menyebutkan jumlahnya, pihak dossan
menyatakan segera mengirim sejumlah Panser
Tarantula ke Angkatan Darat Indonesia. Dalam
pembuatan panser ini Doosan DST bertanggung jawab
membangun panser dan pemasangan turret meriam.
PT Pindad juga akan melakukan perakitan semi-
knocked-down (SKD) di Indonesia. Menurut catatan
SIPRI 2012, Indonesia memesan 22 Black Fox/
Tarantula ke Korea Selatan dan 11 diantaranya akan
dirakit di Indonesia.
Masih menurut SIPRI 2012, turret dari Panser Tarantula
adalah CSE 90 mm buatan CMI Defence Belgia. Turret
ini mengusung meriam Cockerill MkIII 90 mm, senjata
mesin 7,62mm / 12,7mm serta pelontar granat.
Meriam utama dikendalikan secara elektronik dan
mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm
dilengkapi penjejak laser jarak jauh untuk
menembakkan amunisi APFSDS-T, serta berbagai jenis
amunisi lainnya.
Dengan munculnya informasi dari Doosan DST Korea
Selatan ini, menunjukkan road map kendaraan tempur
TNI semakin jelas. Setelah Panser Anoa, akan muncul
Panser Canon Tarantula lalu disusul Tank Kerjasama
FNSS Turki dan PT Pindad.
Indonesia merupakan pengguna pertama Panser
Canon Tarantula Korea Selatan, sehingga belum
diketahui sejauh apa ketangguhan dari Panser ini.
Diharapkan Indonesia bisa mengembangkan disain
dan kualitas panser ini, karena TNI AD hanya memesan
22 Panser Tarantula

Sumber :JKGR

Salam penulis :

ANCA | ancablogspot.com
©Copyright 2013
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...