Senin, 27 Mei 2013

PANSER CANON TARANTULA UNTUK TNI-AD

Foto : panser tarantula


ancablogspot.com ©Copyright 2013
Doosan DST Korea Selatan akhirnya menyelesaikan
produksi Panser Tarantula berbobot 18 ton yang
dilengkapi canon 90 mm serta senjata mesin 7,62mm/
12,7mm.
Panser Tarantula (Korsel: Black Fox) merupakan
kendaraan tempur beroda 6 yang dioperasikan tiga
orang (sopir, kkomandan, petembak) yang melaju
dengan kecepatan maksimal 100 km/jam serta 8 km/
jam di dalam air.
Menurut Doosan DST, Panser Tarantula telah
disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia, sehingga
dibuat lebih ringan dan memiliki kemampuan amphibi.
Dengan senjata meriam 90mm dan senapan mesin,
Tarantula di disain untuk bisa menyerang lawan yang
memiliki kemampuan penuh ataupun bertempur
dengan tank musuh. Panser ini juga memiliki
kemampuan operasi gerilya: search and destroy.
Chasis Black Fox dengan
turret CSE90 Belgia
Tahun 2009, TNI AD memesan Panser Canon Tarantula
ke Doosan DST Korea Selatan. Panser 6×6 ini
memasuki tes operasional, uji menembak dan uji
manuver lapangan sejak November 2011.
Setelah lulus inspeksi, panser mulai diproduksi Korea
Selatan pada awal tahun 2012. Tanggal 5 Mei 2013,
Doosan DST mengumumkan telah menyelesaikan
produksinya untuk dikirim ke Indonesia.
Tanpa menyebutkan jumlahnya, pihak dossan
menyatakan segera mengirim sejumlah Panser
Tarantula ke Angkatan Darat Indonesia. Dalam
pembuatan panser ini Doosan DST bertanggung jawab
membangun panser dan pemasangan turret meriam.
PT Pindad juga akan melakukan perakitan semi-
knocked-down (SKD) di Indonesia. Menurut catatan
SIPRI 2012, Indonesia memesan 22 Black Fox/
Tarantula ke Korea Selatan dan 11 diantaranya akan
dirakit di Indonesia.
Masih menurut SIPRI 2012, turret dari Panser Tarantula
adalah CSE 90 mm buatan CMI Defence Belgia. Turret
ini mengusung meriam Cockerill MkIII 90 mm, senjata
mesin 7,62mm / 12,7mm serta pelontar granat.
Meriam utama dikendalikan secara elektronik dan
mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm
dilengkapi penjejak laser jarak jauh untuk
menembakkan amunisi APFSDS-T, serta berbagai jenis
amunisi lainnya.
Dengan munculnya informasi dari Doosan DST Korea
Selatan ini, menunjukkan road map kendaraan tempur
TNI semakin jelas. Setelah Panser Anoa, akan muncul
Panser Canon Tarantula lalu disusul Tank Kerjasama
FNSS Turki dan PT Pindad.
Indonesia merupakan pengguna pertama Panser
Canon Tarantula Korea Selatan, sehingga belum
diketahui sejauh apa ketangguhan dari Panser ini.
Diharapkan Indonesia bisa mengembangkan disain
dan kualitas panser ini, karena TNI AD hanya memesan
22 Panser Tarantula

Sumber :JKGR

Salam penulis :

ANCA | ancablogspot.com
©Copyright 2013
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...