Senin, 02 Februari 2015

RX-550 LAPAN: Roket Balistik untuk Misi Militer dan Sipil

RX-550

ancablogspot.com
Posisi geografis Indonesia yang strategis, membuat
kita dapat menjadi mangsa Negara lain. Karenanya
untuk terus meningkatkan pertahanan Nasional, kita
harus memperkuat persenjataan. Indonesia mulai
mencoba mandiri dalam pengadaan alat pertahanan
strategis. Salah satunya adalah sistem pertahanan
missile/ peluru kendali jarak menengah dan jauh.
Usaha ini penting mengingat keuangan Indonesia
mungkin tidak sekuat negara-negara lain.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) sudah memulai pengembangan roket
nasional sejak 1964. Indonesia bahkan menjadi
negara kedua di Asia dan Afrika setelah Jepang yang
berhasil meluncurkan roketnya sendiri, yaitu roket
Kartika. Namun sayangnya, Indonesia gagal
melakukan alih-teknologi sehingga kita seringkali
bernasib sebagai konsumen dari negara lain.
Kini dengan dana mencapai Rp 5 miliar, Lapan terus
mengembangkan Roket Xperimental 550 (RX-550).
Sejak dikembangkan ditahun 2011, sayangnya
RX-550 masih bergulat dengan serangkaian uji statis
karena berbagai kendala. Bila RX-550 terbukti sukses,
sudah jaminan LAPAN juga mampu membuat peluru
kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian
dari sistem pertahanan udara nasional. Tinggal
pekerjaan rumah berikutnya adalah mempersiapkan
sistem pengendali bagi rudal balistik ini.
Patut dicatat, sebelum berkonsentrasi pada RX-550,
LAPAN telah sukses melakukan uji terbang RX-450
pada 2009 lalu.
RX-550 di daulat sebagai roket terbesar yang pernah
dikembangkan LAPAN dengan kaliber 550 mm. 550
berbahan bakar hydroxyl toluen poly butadiene
(HPTB) ini berdaya jangkau hingga 533 km dan
ketinggian terbang bisa mencapai 150 km. Roket
mampu mengorbit seperti satelit dengan memiliki
panjang hingga 10 meter pada komponen tingkat
pertama dan kedua. Kecepatan maksimum RX-550
bisa mencapai Mach 7.67, bahkan roket dapat
dimuati payload sampai 300 kg, ini artinya dalam
misi militer roket dapat membawa hulu ledak yang
lumayan berat dan berdaya hancur tinggi.
Roket berdiameter 550 m dengan panjang 6 meter ini
merupakan penyempurnaan dari beberapa roket
Lapan sebelumnya yaitu RX-420. Roket ini juga dapat
berfungsi sebagai roket pendorong (boster) utama
bagi roket pengorbit satelit, sehingga
implementasinya tidak hanya pada bidang militer
saja.
Lapan dalam pengembangan RX-550 menggandeng
Ukraina dalam pengembangan nosel roket termasuk
di dalamnya kesepakatan untuk proses alih teknologi.
Nosel roket menjadi titik penentu kesuksesan
pengembangan roket ini. Di 2011 lalu, LAPAN sempat
melakukan pengujian dan ditetapkan roket masih
belum bisa dikatakan layak uji terbang. Ini
dikarenakan belum sempurnanya struktur komponen
nossel motor roket.
Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm,
sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm.
Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas
sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu
pembakaran propelan sekitar 14 detik hanya tahan
dalam waktu 7 detik saja. Akibatnya, saat memasuki
detik ke 8, material nossel robek dan pecah. Namun,
LAPAN tetap optimistis mampu menerbangkan roket
RX-550 — setelah sebelumnya mengalami kendala
pada tabung motor dan nosel.
Selain menggarap RX 550, LAPAN dan lembaga
lembaga strategis lainnya juga sedang merancang
roket kendali atau cruisser. Salah satunya diberi nama
Roket Kendali Nasional atau RKN 200. (Deni Adi)

Spesifikasi Roket RX-550 LAPAN:
Panjang : 14,91 meter
Diameter : 0,555 meter
Litoff weight : 4.943 Kg
Total propellant Mass : 3.072 Kg
Potential payload weight : 300 Kg
Maximum Speed : Mach 7.67
Maximum altitutude : 150 Km
Maximum Range : 533 Km.
Sumber : Indomiliter

Penulis & Editor
ANCA | ancablogspot.com
@copyright 2015
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...