Sabtu, 05 Oktober 2013

Seikat kembang untuk pengawal Republik

ancablogspot.com ©copyright 2013
Hari ini, perayaan usiamu dihelat di
berbagai sudut republik. Di ibukota sebagai pusat
pertunjukan kegagahan dilakukan gelar alutsista
berbagai jenis. Tapi bukan sekedar itu, di berbagai
sudut tanah air pun tugas realnya digelar dengan
menghadirkan sejumlah batalyon untuk borderland
apakah itu di bumi Kalimantan, Timor NTT atau
Papua. Ada lagi yang menggelar diri di pulau
terpencil, satuan Marinir untuk menegaskan
kepemilikan NKRI.
Banyak juga yang tak tahu ada gelaran sejumlah KRI
di sisi selatan negeri ini sebagai jawaban atas gelaran
kapal perang tetangga selatan yang tak sudi
menerima imigran pelarian.
Banyak tugas yang sedang dijalankan di luar batas
negeri. Ada ribuan prajurit menjalankan tugas peace
keeping PBB, di Libanon dan tempat lain. Ada KRI
Diponegoro mengawasi perairan laut Tengah. Ada 3
Heli Mi17 yang siap diberangkatkan ke Sudan
bersama 100an prajurit Penerbad.
Pengamanan APEC di Bali dengan menggelar pasukan
bersama sejumlah alutsista. Meski Presiden Obama
tak jadi datang namun kualitas pengamanan tetaplah
bagian dari keharusan menjaga kewibawaan shohibul
bait sembari tetap menebar senyum pada sejumlah
tamu.
Jadi meski ada perayaan Ultah, tetaplah nomor satu
kewajiban mutlak menjaga negeri dan menerima
tugas perdamaian dunia. Tentara negeri ini adalah
bangunan energi yang punya kemampuan dan
ketangguhan personal. Kualitas personal itu
berdampingan dengan kedatangan berbagai jenis
alutsista yang mampu menebarkan semangat
berjuang dan bertarung. Maka jadilah dia "senyawa
kimia" yang mampu memberikan aura gagah dan
getar sehingga mampu mewibawakan harkat dan
martabat teritorial bangsa ini.
Seikat kembang sangat pantas untuk Pengawal
Republik yang mampu menampilkan
keistiqomahannya dalam menjaga NKRI. Sementara
di dalam rumah tangga negeri ini penuh carut marut
kehebohan korupsi dari penjaga nilai konstitusi karena
Ketua MKnya sendiri tertangkap tangan menjadi
"pemain bayaran". Belum lagi lagak dan langgam
anggota Parlemen yang merasa dia telah menjadi
"Tuhannya Setan" sehingga bisa melakukan apa saja
yang menurutnya pantas, pantas memaki, pantas
menuduh, pantas mengambil, pantas menyunat. Dan
lain-lain dan lain-lain karena terlalu banyak sampai
mau muntah jika menyebutnya.
Tanpa bermaksud membandingkan, bukankah satu-
satunya kewibawaan negeri ini hanya ada pada sosok
Pengawal Republik. Tampilan sederhananya lihat
saja di Monas atau tempat lain yang saat ini sedang
memamerkan sejumlah alutsista. Ada kegagahan
disitu, ada nilai harga diri bernegara dan berbangsa.
Ada kepantasan negeri ini bernama Republik
Indonesia. Masih ada kepantasan kita mematut-
matut diri di depan cermin karena masih ada sebuah
kebanggaan ber NKRI dengan kemampuan Pengawal
Republik menjaga nilai keistiqomahannya sesuai
konstitusi. Sementara nilai-nilai yang lain terutama
yang terakhir ini di Mahkamah Konstitusi sangat
menghentak nilai negeri yang berkonstitusi.
Selamat ulang tahun tentaraku
Meski negeri ini penuh hiruk pikuk kegaduhan
Tetap jalankan spirit menegakkan kewibawaan
teritori
Seikat kembang kami sandangkan didadamu
Karena engkau adalah cermin kewibawaan nilai
itu


Sumber : Analis H. Jagarin
Salam penulis
ANCA | ancablogspot.com
©copyright 2013
Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...