Selasa, 26 Februari 2013

KERETAKAN PADA PESAWAT F-35 LIGHTNING

Teknologi siluman


: Pentagon melarang
terbang seluruh armada pesawat tempur generasi
terbaru F-35 Lightning II yang telah dioperasikan
setelah ditemukan retakan pada bilah-bilah turbin
mesin jetnya. Pesawat berteknologi siluman tersebut
akan dilarang terbang sampai ditemukan akar
masalah terbaru tersebut.
Keputusan pelarangan terbang 51 unit F-35 tersebut
diambil Pentagon, Jumat (22/2/2013) waktu AS. "Masih
terlalu dini untuk mengetahui dampak keseluruhan
penemuan masalah ini, tetapi untuk berjaga-jaga,
seluruh operasi F-35 dihentikan sampai penyelidikan
telah tuntas dan penyebab retaknya bilah-bilah mesin
ini bisa dipahami sepenuhnya," tutur Kyra Hawn, juru
bicara program Joint Strike Fighter (JSF) yang
mengembangkan F-35 sejak awal.
Retakan pada bilah turbin jet tempur generasi kelima
tersebut ditemukan pada salah satu pesawat varian
F-35A di Pangkalan Udara Edwards, California. Mesin
yang retak sudah dikirim ke fasilitas produksi mesin
Pratt&Whitney di Connecticut untuk diselidiki.
Saat ini Departemen Pertahanan AS telah
mengoperasikan 51 pesawat dari tiga varian, yakni
F-35A, F-35B, dan F-35C. Semua masih dalam tahap
uji coba operasional, belum dikerahkan ke medan
pertempuran yang sesungguhnya.
Pesawat F-35 digadang-gadang sebagai pesawat
masa depan tulang punggung kekuatan udara
Angkatan Bersenjata AS. Varian F-35A dirancang untuk
menggantikan pesawat F-16 yang tinggal landas dan
mendarat di landasan biasa dan selama ini menjadi
andalan Angkatan Udara AS (USAF).
Sementara F-35B adalah pesawat yang dirancang
tinggal landas dari landasan pendek dan mendarat
secara vertikal (STOVL). Varian ini akan menggantikan
armada pesawat AV-8B Harrier II yang selama ini
menjadi andalan Korps Marinir AS (USMC).
Varian ketiga F-35C adalah pesawat yang dirancang
untuk tinggal landas dan mendarat di atas geladak
kapal induk. Pesawat ini diplot untuk menggantikan
jet-jet tempur F/A-18 yang jadi andalan Angkatan Laut
AS (US Navy) saat ini.
Pentagon berencana membeli 2.443 unit pesawat
canggih tersebut dalam beberapa tahun mendatang.
Beberapa negara sekutu utama AS juga turut serta
dalam JSF dan akan membeli pesawat tersebut.
Namun, proyek JSF dirundung masalah sejak awal,
yang membuat biaya pengembangan pesawat itu
membengkak hingga hampir 400 miliar dollar AS, dan
pada gilirannya membuat harga per unit pesawat
sangat mahal. Beberapa negara sudah mengurangi
atau bahkan sudah mempertimbangkan untuk
membatalkan sementara pesanan mereka.

Sumber : Kompas

Salam penulis

ANCA | ancablogspot-anca.blogspot.com


Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602

La Pattawe Matinroe ri Bettung Raja Bone ke-9 Tahun 1565-1602 La Pattawe Daeng Soreang Matinroe ri Bettung (Bulukumba) adalah raja Bone ke-9...